Kesan-kesan itu berassosiasi satu sama lain yang membentuk mental atau kesadaran manusia. Bertambah kuat assosiasi tersebut semakin kuat pula kesan-kesan itu berada dalam jiwa. Kesan-kesan itu dapat diungkapkan kembali dengan mudah bila tertanam kuat dalam ruang kesadaran.
Sebaliknya, bila kesan-kesan itu lemah, maka akan lebih mudah pula dilupakan. Yang penting adalah bahan atau materi yang disampaikan kepada seseorang. Karena itu teori ini bersifat materialistik. Jiwa akan baik jika materi yang ditanamkan adalah baik, dalam arti sesuai dengan norma etika.
Teori Psikologi Behavioristik
Behavioristik ialah suatu studi tentang tingkah laku manusia. Teori ini muncul, karena rasa tidak puas terhadap teori psikologi daya dan teori mental state (psikologi assosiasi). Pandangan Natural Science besar pengaruhnya terhadap munculnya teori baru ini. Jiwa atau sensasi tak dapat diterangkan melalui jiwa itu sendiri.
Jiwa sesungguhnya adalah respon-respon fisiologis. Badan menjadi titik tolak utama. Natural science melihat semua realita sebagai gerakan-gerakan. Pandangan ini berpengaruh atas kemunculan Behavioristik. Metode yang tepat ialah metode obyektif dan ilmiah, bukan metode introspeksi karena metode ini menimbulkan pandangan yang berbeda-beda terhadap obyek luar. Jadi kesadaran itu tak ada gunanya.
Konsepsi yang diajarkan oleh behaviorisme besar pengaruhnya mengenai masalah belajar. Belajar ditafsirkan sebagai latihan-latihan pembentukan hubungan antara stimulus dan respon. Dengan memberikan stimulus individu akan mereaksi dengan respon tertentu.
Teori Psikologi Gestalt
Psikologi Gestalt sering disebut Psikologi Organismik, atau Teori Lapangan (Field Theory). Jiwa manusia adalah suatu keseluruhan yang berstruktur dan bermakna. Suatu keseluruhan bukan terdiri dari jumlah bagian-bagian atau unsur-unsur. Unsur-unsur berada dalam keseluruhan menurut struktur tertentu yang saling berinteraksi satu sama lain.
Kita ambil sebuah contoh sederhana: sebuah kepala manusia bukan penjumlahan dari batok kepala, telinga, mata, hidung, mulut, rambut, dagu, dahi, dan lain-lainnya; kepala adalah suatu keseluruhan yang bermakna, unsur-unsur tersebut berada pada strukturnya masing-masing. Masing-masing mempunyai fungsinya yang mempunyai makna dalam keseluruhan itu. Demikian pula suatu hal, atau benda, atau perbuatan dan sebagainya hanya bermakna dalam situasi keseluruhan tertentu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H