Mohon tunggu...
Atika Sufi
Atika Sufi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

--

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Self-Diagnosis

29 September 2021   12:24 Diperbarui: 29 September 2021   12:26 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sering kali kita mencari tau apakah yg menyebabkan gangguan gangguan kesehatan apa yg sedang kita alami dan memeperkirakanya daripada mencari tau atau memeriksakan diri ke dokter. peristiwa ini dinamakan self-diagnose. Kebanyakan orang melakukan self-diagnose pada Kesehatan mental mereka.

Self-diagnose adalah mendiagnosis diri sendiri mengidap sebuah gangguan atau penyakit berdasarkan pengetahuan diri sendiri atau informasi yang didapatkan secara mandiri. Hal ini bisa berbahaya, karena asumsi kamu tersebut bisa saja salah. salah diagnosis bisa berbahaya, karena kamu cenderung mengambil pengobatan yang salah. 

Risiko mengalami kondisi kesehatan yang lebih parah pun bertambah besar bila kamu sembarangan mengonsumsi obat atau menjalani metode pengobatan yang tidak disarankan dokter.

Sebenarnya mencari tahu apa yang sedang kita alami itu tidak masalah tetapi kita harus memeriksakannya lebih lanjut kepada dokter atau para ahli. Dampak self diagnosis dapat berakibat fatal pada Kesehatan mental kita loh. Berikut adalah dampak self diagnosis :

  • Membuat gangguan sebenarnya terabaikan
  • Membuat pikiran semakin cemas
  • Meragukan dokter/psikiater
  • Salah diagnosis
  • Salah penanganan

Kebanyakan masyarakat hanya mengambil tes di web web tertentu yang menyediakan 'jasa diagnosis' yang sekarang ini sedang tren. Penyakit psikologis dapat ditentukan dengan diagnosa oleh dokter dan ahli kesehatan mental. Metodenya dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan, menganalisis, lalu mendiagnosis.

Apa yang perlu  dilakukan agar diagnosa tidak salah penanganan:

  • Berkonsultasi ke psikolog atau psikiater. Tentu hal ini menjadi pilihan pertama setelah Anda melakukan self diagnosis. Para ahli akan mencari tahu lebih dalam tentang kesehatan mental Anda
  • Berkomunikasi dengan teman sebaya
  • Mencari tahu lebih dalam mengenai gejalayang ditemukan. Saat melakukan self diagnosis, coba gali informasi yang lebih banyak Jangan hanya membaca satu artikel saja, tetapi cari jurnal-jurnal kesehatan yang bisa mendukung diagnosis Anda.

Nama : Atika Sufi 

NIM    : 202110230311545

daftar pustaka 

https://www.halodoc.com/artikel/bahaya-self-diagnosis-yang-berpengaruh-pada-kesehatan-mental

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun