Mohon tunggu...
Raida Devany Fernanda
Raida Devany Fernanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya mahasiswa sosiologi di Universitas Padjadjaran yang memiliki minat di bidang sosial.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kesehatan Mental Mahasiswa Mengatasi Burnout dan Meningkatkan Produktivitas

26 September 2024   01:02 Diperbarui: 26 September 2024   01:08 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

kesehatan mental menjadi topik yang sering diperbincangkan belakangan ini. Menjaga kesehatan mental tidak kalah penting daripada menjaga kesehatan fisik. Terutama kesehatan mental pada mahasiswa karena seringkali diberi tekanan baik itu dalam hal akademik maupun non akademik seperti di kepanitiaan, atau organisasi.

Mengutip dari jurnal kesehatan mental oleh DV Fakhriyani 2019 menurut Daradjat, definisi kesehatan mental itu sendiri adalah keharmonisan dalam kehidupan yang terwujud antara fungsi-fungsi jiwa, kemampuan menghadapi problematika yang dihadapi, serta mampu merasakan kebahagiaan dan kemampuan dirinya secara positif (Darajat 1988). Jadi kesehatan mental adalah kondisi dimana seseorang merasa sejahtera dan stabil baik secara emosional, psikologis, dan sosial.

Sedangkan burnout adalah kondisi kelelahan fisik, emosional, dan mental yang sering dialami oleh mahasiswa akibat tekanan dalam hal akademik, sosial, dan finansial. Kondisi burnout dapat mengganggu produktivitas, kualitas hidup, dan kesehatan secara keseluruhan.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan mahasiswa mengalami burnout yaitu:

  1. Tuntutan akademik, Tuntutan akademik adalah serangkaian harapan dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh mahasiswa dalam proses belajar. Ini bisa berupa tugas-tugas yang menumpuk, ujian yang sulit, presentasi yang menegangkan, hingga target nilai yang tinggi. Tekanan ini sering kali menjadi sumber stres dan dapat berdampak pada kesehatan mental mahasiswa.

  2. Tekanan sosial, Tekanan sosial adalah pengaruh langsung dari lingkungan sosial kita, baik itu teman sebaya, keluarga, atau masyarakat secara umum, yang mendorong kita untuk mengubah perilaku, nilai, atau sikap kita agar sesuai dengan norma atau harapan kelompok.

  3. Kurangnya istirahat, Jadwal yang padat seringkali mengorbankan waktu tidur, yang sangat penting untuk kesehatan mental dan fisik. Kurang istirahat, terutama kurang tidur, memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap kesehatan mental kita. Tubuh dan pikiran kita membutuhkan waktu untuk beristirahat dan memulihkan diri. Ketika kita kurang tidur,berbagai fungsi tubuh, termasuk otak, tidak dapat bekerja secara optimal.

Ada beberapa cara dalam mengatasi burnout yaitu:

  1. Mengelola waktu dengan efektif

Mengelola waktu dapat mengatasi burnout dengan cara membuat jadwal yang realistis dan memprioritaskan tugas-tugas yang paling penting atau tugas dengan deadline paling dekat, Membagi waktu untuk belajar dan juga bersantai misalnya kita belajar selama 25 menit lalu menyediakan 5 menit untuk bersantai dan beristirahat, dengan menerapkan cara ini akan mengurangi burnout pada mahasiswa.

2. Menjaga Kesehatan Fisik

Tentu, menjaga kesehatan fisik adalah salah satu kunci utama untuk mencegah burnout. Tubuh dan pikiran kita saling terhubung, jadi ketika tubuh kita sehat, pikiran kita pun cenderung lebih tenang dan fokus. menjaga kesehatan fisik dengan cara tidur yang cukup selama 7-9 jam per malam, olahraga secara teratur, makan makanan yang bergizi, dan juga minum air putih yang cukup.

3. Latih Manajemen Stres

Latihan manajemen stres adalah kunci untuk menjaga keseimbangan hidup dan mencegah burnout. teknik manajemen stress dengan cara relaksasi atau meditasi yaitu latihan pernapasan dalam dan relaksasi, Melakukan hobi ketika jenuh untuk mengalihkan pikiran, dan berbicara dengan berbagi perasaan dengan orang-orang terdekat seperti teman, keluarga, dan sahabat.

Meningkatkan Produktivitas

produktivitas adalah kemampuan untuk menghasilkan hasil yang maksimal dengan upaya yang minimal. Ketika kita mengalami burnout, produktivitas kita akan menurun drastis. Meningkatkan produktivitas dapat dilakukan dengan cara: 

  • membuat lingkungan belajar yang nyaman yaitu memilih tempat yang tenang dan nyaman.

  • belajar secara efektif dengan menggunakan teknik yang sesuai dengan gaya belajar, membuat catatan berupa rangkuman, dan belajar dengan kelompok.

  • Tetapkan tujuan yang realistis dengan membagi tugas-tugas kecil yang lebih mudah dikerjakan dan juga melakukan self reward.

            Mengatasi burnout dan meningkatkan produktivitas membutuhkan komitmen dan upaya yang konsisten. Dengan menerapkan strategi-strategi di atas, mahasiswa dapat menjaga kesehatan mental, meningkatkan kinerja akademik, dan mencapai keseimbangan hidup yang lebih baik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun