Mohon tunggu...
RAI Adiatmadja
RAI Adiatmadja Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Saya ibu rumah tangga yang gemar menulis. Memiliki fokus lebih dalam terhadap parenting dan kondisi generasi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kurikulum Berganti, Apakah Bisa Menjamin Kualitas Generasi?

15 Desember 2024   14:49 Diperbarui: 15 Desember 2024   14:49 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kurikulum pendidikan dalam Islam tentu memiliki karakteristik yang unik dan khas. Semuanya disajikan untuk  melahirkan generasi emas yang berkepribadian Islam. Ketakwaan akan terpancar di diri para peserta didik. Sehingga mereka memahami bahwa ilmu adalah amunisi yang memiliki manfaat untuk kemaslahatan umat.

Pemahaman agama memiliki urgensi penting  bagi peserta didik, selain kecakapan dalam ilmu sains dan teknologi. Peran penting agama sangat utama dalam membentuk pola pikir yang selaras dengan pola sikap. Tentu saja pendidikan seperti ini tidak akan melahirkan intelektualitas yang berani korupsi.

Dalam Islam, negara sangat memahami peran dan kewajibannya sebagai pelayan rakyat. Generasi adalah tonggak utama untuk masa depan negara. Sehingga negara punya upaya integral dalam mempersiapkan masa depan generasi. Lebih fokus memaksimalkan sistem pendidikan yang bermutu dan bersandar kepada aturan Allah.

Pendidikan adalah hak semua masyarakat sehingga merata  dalam penyebarannya. Baik miskin atau kaya, tentu tidak ada perbedaan.  bahwa semua warga, baik miskin maupun kaya, memiliki hak yang sama. Pendidikan yang bermutu adalah upaya negara yang merancang rencana pembelajaran sesuai dengan tingkat pendidikan, membangun sarana dan prasarana yang memadai untuk pelaksanaan belajar mengajar.

Pembangunan sekolah di setiap daerah dikontrol penuh agar  dipastikan semua anak dapat mengakses pendidikan. Sehingga tercapainya kemaslahatan bukan hanya cerita dongeng semata.

Negara pun membangun struktur administratif yang terdiri dari departemen (maslahah), jawatan-jawatan (da'irah), dan unit-unit (idarah) yang memastikan seluruh individu masyarakat bisa mengakses pendidikan secara layak. Struktur administratif negara berperan dalam memeratakan akses pendidikan di tengah masyarakat.

Bukan hanya sistem pendidikan yang layak, tetapi sekolah berkualitas pun bisa diakses dengan mudah dan terjangkau. Tidak akan ada lagi cerita biaya sekolah ditunggak karena mahal. Jika pun pembiayaan cuma-cuma, tetapi kualitas istimewa, tidak akan apa adanya.

Pemandangan pendidikan yang gemilang ini pernah terjadi di dalam sejarah peradaban Islam. Kala itu, Islam menjadi pusat pendidikan yang dicari keberadaannya oleh masyarakat dunia karena berkualitas. Tak sedikit ilmuwan dunia yang lahir dari sistem pendidikan pada masa kejayaan Islam. Mereka adalah para ilmuwan yang tidak hanya menguasai ilmu Islam, tetapi juga cemerlang dalam penguasaan sains dan teknologi.

Mengapa hari ini kita silau dengan pendidikan Barat? Padahal di masa kejayaan Islam, Barat pun mengakui dan mencatat dalam buku mereka jika pendidikan Islam bisa mencerdaskan semua kalangan, terutama umat Islam itu sendiri karena fondasi utamanya adalah akidah Islam.

Tak akan ada dekadensi moral hingga perilaku kriminal, jika Islam menjadi induk sistem pendidikan yang diadopsi secara maksimal. Tak akan ada problematika berkepanjangan tentang generasi rusak yang menumpulkan harapan peradaban. Sebab, mereka akan dibentuk menjadi SDM unggul yang berkepribadian Islam dengan segala pemikiran yang cemerlang.

Wallahualam bissawwab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun