Sejak terjadi teror penembakan charlie hebdo (CH) yang menewaskan belasan korban jiwa. Beberapa pemimpin negara dunia langsung memberikan pernyataan keras dan rasa turut berduka kepada negara perancis dan khusus nya kepada para korban.
Seperti biasanya aksi mengecam dan mengutuk prilaku keji para penembak merebak di penjuru dunia. kepala negara, politisi, PBB bahkan pemimpin agama. Tetapi... sekali  lagi hampir selalu sama pernyataan yang diucapkan walaupun kejadian berkaitan seperti tragedi charlie hebdo sudah berkali kali terjadi di banyak tempat, bahkan lintas negara.
Berikut kata kata yang sering si gunakan : kami mengutuk perbuatan biadab ini tapi ini hanya lah oknum bukan karena *****, Mereka hanya teroris yang mencoba merusak keharmonisan masyarakat, *****  adalah damai jadi itu pasti bukan  *****.
Apa kita harus terus menyangkali realita yang sudah terjadi berkali kali dengan mencari kambing hitam dalam setiap perbuatan keji? Dengan menngkambinghitamkan kata " oknum" ? Dengan kalimat ambigu? Dan... apakah mungkin seseorang menjadi pembunuh berdarah dingin karena salah menginterprestasi kan *****?
Sejak agama ada ribuan tahun yang lalu tidak terlepas dari banyak peristiwa peristiwa politik, peperangan bahkan saling menaklukan dan berusaha menjadi yang paling ter...dan semua peristiwa tersebut tercatat dalam sejarah agama itu sendiri. Bahkan tidak jarang perintah perintah agama dalam kondisi saling menaklukan untuk berusaha menguasai dari masing masing agama tersebut tercatat dalam teks kitab suci nya.
Natur kita sebagai manusia adalah cenderung kepada kebaikan. Karena Sang pencipta menganugerahkan kita akal dan hati nurani sebagai alat menguji suatu ke benaran atau kesalahan. Dari hati nurani kita bisa merasakan empati, kita tidak mau membunuh orang karena kita tidak ingin bunuh seseorang. Kita tidak ingin menyakiti karena kita tidak ingin disakiti. Mungkin dalam agama namanya hukum tabur tuai, hukum karma, dll.
Tetapi.. seperti lebah yang menyukai bunga, ada lalar yang menyukai kotoran. Â Walaupun cenderung pada kebaikan, kenyataan nya ada orang orang yang cenderung pada hal yang jahat. Yang menyukai cara kekerasan, senang menyakiti lainnya.
Meskipun ini bukan sebagai kebenaran. Tapi tanpa menelaah kembali teks teks kelerasan dalam setiap agama ( SEMUA AGAMA ) sama saja menyimpan bara dalam semak kering. Hanya masalah waktu saja untuk terjadi ada nya pihak pihak yang melakukan kekerasan dengan menyitir teks kekerasan dan menjadikan nya sebagai dalil pembenaran dalam perbuatan nya.
- Kembali kepada kemanusiaan. Dunia ini penuh dengan orang orang dari berbagai kelompok bangsa, suku bahkan agama. Dalam era dimana persinggungan dari setiap budaya dan agama di dunia ini adalah keniscayaan. Â pertanyaan nya, Bagaimana dua budaya dan keyakinan yang berbeda bisa menjalin hubungan yang harmonis ?, jika tangan nya mencoba merangkul dengan senyuman tetapi tangan satu nya menggenggam pesan pesan kebencian?
Terakhir.. mohon maaf tidak bermaksud mengatakan bahwa saya memahami agama. Ini hanya keinginan hati kecil saya agar hidup ini penuh kedamaian, tidak ada permusuhan saling menjunjung nilai nilai kemanusian tanpa memandang warna kulit, suku, bahkan agama nya. Saya hanya berharap agama yang makna nya sebagai jalan hidup agar tidak menjadi jalan kematian bagi penganut nya.
Mohon maaf jika ada salah kata kata dalam penulisan ini. Â Ini hanya kekhawatiran saya pribadi melihat aksi aksi teror yang sudah sering terjadi. Dan saya hampir berpikir bahwa benar apa yang di ucapkan filsuf blaise pascal : Â " tidak seorangpun di dunia ini yang bisa melakukan kejahatan dengan keji dan menganggap perbuatan nya itu sebagai kebenaranan kecuali lewat a****"
Semoga filsuf itu salah.