Mohon tunggu...
rahsukifajri
rahsukifajri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Aktif Universitas. Adzkia

Satu peluru hanya menembus satu Kepala, Tapi Satu Tulisan Menembus Beribu-ribu Kepala.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Pengaruh Sampah Organik Terhadap Lingkungan

25 Desember 2024   11:20 Diperbarui: 25 Desember 2024   11:22 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Lingkungan adalah segala benda dan kondisi yang tidak bisa dilepaskan dari aktivitas manusia, dan memberikan pengaruh pada kelangsungan hidup.Nah Oleh karna itu, Penting bagi kita untuk menjaga lingkungan yang sehat,indah dan Asri. 

Tapi faktanya sekarang banyak manusia yang tidak bertanggung jawab merusak lingkungannya sendiri seperti contohnya mubazir terhadap makanan dan membuang bekas makanan tidak kepada tempatnya,Sehingga terjadilah bekas makanan yang menumpuk di mana-mana dan munculnya bau yang menyegat di tengah-tengah masyarakat.jadi itulah yang disebut sampah organik. 

Sampah Organik secara umum adalah jenis sampah yang berasal dari bahan-bahan organik seperti sisa makanan manusia (sayur-sayuran, nasi, daging dan buah-buahan) atau bekas dedaunan, pepohonan dan bahan alami lainnya.

Sampah Organik kalau tidak dikelola dengan baik akan mencemarkan lingkungan dan berefek besar terhadap kesehatan masyarakat.seperti timbulnya Gas metana(CH4), yang merupakan salah satu gas rumah kaca yang sangat kuat.

Gas metana(CH4)di atmosfer berkontribusi pada pemanasan global dan perubahan iklim,yang berdampak negatif pada ekosistem dan kehidupan manusia. Selain itu sampah organik yang dibuang di sungai akan mencemarkan air dan menghilangkan sumber air terhadap masyarakat di polosok desa. 

Sampah organik yang tidak dikelola dengan baik akan menghasilkan bau busuk dan menganggu kenyamanan masyarakat.selain itu,sampah organik yang membusuk akan menjadi tempat berkembang biaknya patogen dan vektor penyakit seperti lalat,tikus yang akan menimbulkan resiko penyakit terhadap masyarakat.

Sampah organik yang tertumpuk di tanah akan menghasilkan lindi yang menggangu pertumbuhan tanaman sehingga mengurangi hasil Panen tanaman masyarakat pertanian dan mengurangi penghasilan kehidupan sehari-hari nya. 

Oleh karna itu Solusinya adalah masyarakat harus menerapkan 3R(Reduce,Reuse,Recyle)yaitu mengurangi,mengunakan kembali dan mendaur ulang. yang dimaksud mengurangi disini adalah makanlah secukupnya jangan berlebihan supaya tidak menghasilkan sampah organik yang menumpuk.

Lalu yang dimaksud dengan menggunakan kembali dan mendaur ulang adalah dengan cara menggunakan sistem memanfaatkan maggot.maggot adalah larva dari jenis lalat tertentu yang tidak mengandung penyakit,maggot ini sumber pertumbuhannya dengan memakan sampah organik kemudian dia berkembang dengan cara bertelur. 

Maggot atau larva jenis lalat ini mengandung lemak protein yang tinggi dan kaya nutrisi.maggot ketika berkembang biak semakin banyak dia bisa mengurangi tumpukan sampah organik secara efisien dengan cara memakannya. 

Maggot ini ketika sudah berkembang dia bisa dimanfaatkan untuk makan ternak karna kaya protein dan nutrisi, Selain itu kompos dari maggot juga bisa dimanfaatkan untuk pupuk alami bagi tanaman karna maggot mengandung nutrisi penting bagi tanaman seperti Nitrogen,fosfor dan kalium. 

Nah jadi maggot salah satu pengendalian yang efesien untuk pengelolaan sampah organik dan memberikan pengaruh positif terhadap lingkungan. Karna maggot bisa dijadikan pupuk alami oleh masyarakat untuk bertani sehingga bisa menyuburkan tanaman.

Ketika tanah subur dan tanaman juga subur akan menghasilkan udara yang segar sehingga terciptalah lingkungan yang sehat dan Asri. 

     Referensi:

1.D.r jane Goodal(ilmuwan lingkungan Inggris)

2. Prof. Dr. Emil Salim (Ekonomi Lingkungan): Menyebutkan konsep 3R sebagai strategi pengelolaan sampah efektif.
3. Prof. Dr. Sudibyakto (Klimatologi): Menjelaskan peran 3R dalam mengurangi emisi gas rumah kaca.
4. Dr. Yuyun Harmono (Ekologi dan Konservasi): Mempromosikan konsep 3R untuk mengurangi sampah dan melindungi lingkungan.

5.Jean-Henri Fabre (1823-1915), ahli entomologi perancis, menulis tentang siklus hidup lalat dan larvanya
6.Antoine Bechamp (1826-1908), ilmuwan perancis, menemukan bahwa maggot dapat menguraikan bahan organik.
7.D.r paul T. Haskell(1924-2011), entomolog Inggris, meneliti potensi maggot sebagai sumber protein

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun