Mohon tunggu...
rahmat santana
rahmat santana Mohon Tunggu... Guru - Guru

siempre siempre

Selanjutnya

Tutup

Money

Bapak Mengajari Menabung di BRI

18 Desember 2017   10:33 Diperbarui: 18 Desember 2017   10:33 867
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
liputan6.com/tag/bank-bri

Sedari kecil kami beruntung sekali dididik orang tua untuk menabung. Pesan  filosofis yang sering diucapkan oleh almarhum  bapak "menabunglah berapapun, belilah apapun" terngiang - ngiang selalu hingga kini. Quote yang sederhana namun mengena ini memotivasi namun tidak membebani, kami memahaminya yakni apabila menginginkan sesuatu barang ya beli saja dengan kondisionalitas sudah menabung terlebih dahulu berapapun jumlah yang ditabungkan tidaklah masalah, kalau tidak mau menabung itulah masalah.

ImportHookup.Com
ImportHookup.Com
Celengan Ayam Jago

Seiring waktu kami memahami perkataan bapak  bahwa menabung berapapun tetap semestinya di  ujung hari waktu menabung dirasionalkan dengan harga barang yang dicita-citakan.  

Awal mula cara bapak mengajari kami anak-anaknya menabung sangat sederhana namun asyik.  Bapak membelikan kami  celengan keramik satu per satu, sebuah celengan kecil berbentuk ayam, kodok, dan lain - lain.  Kami disuruhnya membuat rencana, pertama menentukan tujuan dari menabung, untuk apa tabungan itu kelak, kalau untuk membeli barang langkah selanjutnya melakukan survei harga real barang tersebut ke toko atau pasar.  Kemudia kami mengkalkulasi jumlah rupiah yang mesti ditabung per harinya yaitu sama dengan harga barang dibagi target waktu lamanya hari menabung.  

Manajemen keinginan kami di masa kanak-kanak oleh bapak dikendalikan dengan cara menabung di celengan.  Ringkasan tahapannya sebagai berikut:

1.  Menentukan tujuan

2. Survei harga

3. Berhitung / kalkulasi banyaknya rupiah yang seharusnya ditabung per hari

4. Menempelkan ringkasan ini di celengan

5. Pecahkan celengan 

Pelaksanaan tahapan di atas di serahkan secara penuh kepada kami, hanya sekali- kali bapak menanyakan  sudahkah menabung hari ini.  Dengan cara ini, perlahan- lahan ksmi menyadari pentingnya komitmen, tanggungjawab dan disiplin.

Apakah ksmi sering mencapai target? Apakah jumlah tabungan selalu klop pad dengan jumlah kebutuhan membeli barang yang diinginkan?   Jawabannya tidak saudara-saudara, hampir tidak pernah alias selalu mislek/meleset dari rencana, dugaan dan harapan.  Apa yang dilakukan bapak, mengetahui uang tabungan ksmi tidak mencukupi. Bapak dengan lembut bertanya kenapa kurang ya, kami pun mejawabnya hanya cengengesan. Selanjutnya bapak bilang lain kali nabungnya lebih rajin ya, seraya mengajak kami membeli barang diinginkan tentunya kekurangannya ditombokin oleh bapak. Tak bisa dibayangkan berapa senangnya kami saat itu.

Horee..menabung di BRI

Kebiasaan bapak yang juga selalu dikenang adalah beliau seringkali mengajakku pergi berkunjung ke tempat- tempat yang menjadi bagian dari aktivitas beliau sehari-hari.  Salah satu tempat favoritku adalah kantor cabang BRI di seberang jalan dekat rumah.

Tempat nya yang ramai dan  bersih, officernya yang ramah, baik dan cantik merupakan alasan saya senang kalau diajak bapak ke BRI.  Sampai suatu hari peristiwa pengalaman finansial penting bagiku terjadi.  Selepas menyelesaikan urusan di BRI, bapak mengapit tanganku mengajak keluar namun aku sedikit menahannya.  Bapak berhenti dan bertanya ada apa. Sejurus aku hanya menatap ke arah seorang anak sebayaku yang sedang mengantri di loket teller. Bapak pun mengerti seraya berbisik, " baiklah nak mulai sekarang  kamu boleh menabung di BRI"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun