Disini aku duduk termenung memikirkan bagaimana caranya agar aku dapat menangkapmu dan membuatmu tetap berada didekatku.
Sampai akhirnya ku menyadari bahwa ku tak akan mampu karena memang kau tidak untuk dimiliki melainkan hanya dapat dirasakan.
Engkau telah membuatku lebih mengerti apa arti kehidupan begitu aku mengenalmu.
Engkau telah mengajarkanku bahwa dalam hidup ini tidak harus menonjolkan diri untuk dapat diakui keberadaannya.
Meskipun kau tidak terlihat sama sekali, akan tetapi aku dan semuanya dapat merasakan kehadiranmu.
Engkau juga selalu dengan suka rela membasahi alam ini dengan lembutnya tetesan bening dirimu.
....
Hai Embun, kau harus tahu ada sesuatu hal yang ingin kusampaikan padamu.
Selain engkau, ku juga memiliki sesosok yang ku kagumi, sama seperti dirimu.
Ia adalah sahabatku.
Keberadaannya tak dapat ku lihat dan ku ketahui namun dapat kurasakan.
Ia juga selalu membasahi hati yang sedang gersang ini menjadi dingin lagi sejuk kembali.
Ia sama sepertimu yang tak kan pernah bisa ku miliki, Embun.
Kau tahu, ku juga menuliskan sesuatu perasaan tentangnya dibuku harianku.
Namun tak mungkin aku menyampaikan isi tulisanku, karena memang ku tak berharap ia tahu.
Yang ku harap hanyalah agar ia mau, untuk selalu jadi sahabatku hingga akhir waktu.
....
Hai Embun, ada sesuatu hal yang ku pinta darimu, atas keistimewaan rasa sejuk yang engkau miliki.
Ku berharap kesukarelaanmu untuk memadamkan api emosi pada hati sahabatku ketika ia sedang merasa tersulut emosi.
Ku berharap ketersediaanmu untuk menjaga hatinya tetap dalam keadaan sejuk dan tentram.
Sampaikan salamku padanya untuk selalu bersemangat menjalani hari-harinya. Terima kasih Embun, Sahabat ku.
25 Nov