Resmi 1 tahun berdiri, The Beginers Book Club mengadakan acara 1 tahun aniversary pada tanggal 30 Desember 2024 di kebun kopi Nuraga, Batang Bahal, Kota Padangsidimpuan. Acara berawal dengan open statment oleh pendiri, book season dengan lima pembicara, hingga project plan untuk tahun 2025.
The Beginers Book Club, adalah komunitas pembaca buku di Padangsidimpuan yang didirikan oleh Aldi Yazri Siregar bersama teman-temannya. Berawal dari kereshannya setelah pulang dari Jakarta.Â
Aldi Yazri sebelumnya adalah mahasiswa yang berkuliah di Jakarta. Ketika kuliah, ia memiliki kegiatan rutin dengan buku. Namun Vakum setelah tiga tahun. Ketika kembali ke Padangsidimpuan, ia merasa ada yang kurang.Â
"Awalnya dulu dari keresahan saya, setelah kembali ke Padangsidimpuan dari Jakarta. Waktu  kuliah di  Jakarta. Saya ada kegiatan rutin buku, Tapi setelah itu vakum 3 tahun dari buku. Setelah balik ke Padangsidimpuan, merasa kok ada yang kurang ya. Nah baru lah saya mulai baca buku lagi. Judulnya Atomic Habit. Dari situlah saya terinspirasi untuk buat perkumpulan orang orang yang mau baca. Terus Saya sampaikan ide itu ke kawan-kawan dekat dulu. Muis, Ilham, Aldy Wahyudi. Mereka berempat menyambut baik, dan akhirnya mulailah kita meet pertama hanya berempat di akhir oktober 2023 sekitar 28 Oktober. Dan terus sampai sekarang" Kata pendiri The Beginers Book Club itu.Â
The Beginers Book Club, menjadi salah satu komunitas buku yang populer di kalangan anak muda di Padangsidimpuan sejak Oktober 2024, ini dikarenakan mereka aktif membagikan kegiatan mereka di sosial media dengan cara yang unik, kekinian, dan menarik.Â
Selain mendapatkan ilmu dengan mendengakan pembaca menceritakan buku yang sudah ia baca. Disini juga mereka melatih kemampuan public speaking dan tentunya memperluas  net working. Bukan itu saja dengan adanya The Beginers Book Club di kota Padangsidimpuan membuat impian para pendahulu di kota itu terasa nyata.
 Pasalnya, setelah penulis membaca buku Historiografi Padangsidimpuan Ternyata sekitar tahun 1772 seorang pedagang Ingris melakukan ekspedisi ke pedalaman Sumatera dan singgah ke kota Padangsidimpuan. Kala, itu ia melihat banyak warga yang duduk di depan pintu sambil membaca buku. (Budi Hutasuhut, Historiografi Padangsidimpuan)Â
Ini membuktikan bahwa Padangsidimpuan sejak dulu memang kota yang mencintai literasi. Namun, karena kemalasan anak-anak muda. Potensi itu terbengkalai bahkan punah. The Beginers Book Club datang sebagai salah satu pembangkit semangat literasi itu.Â
"Kebetulan background saya adalah mengajar, Dulu saya pengen ada semacam perkumpulan yang bahas tentang perkembangan ilmu pengetahuan. Akhirnya  saya menemukan  book club inilah salah satu caranya. Kedepannya saya pengen mewujudkan Indonesia khususnya di Padangsidimpuan bahwa buku itu jadi hal yang paling wajib dan  setiap orang punya, saya ingin semua orang merasakan kenikmatan yang saya rasakan ketika membaca buku. Bahwa, buku itu benar- benar menjadi hal yang bisa mengubah kita menjadi lebih baik. Saya juga ingin orang-orang merasakan bahwa betapa bahagianya mendapatkan ilmu dan mengetahui banyak hal.  Untuk mencapai itu semua kita bisa dapat dari buku. Lalu dari The Beginers Book Club ini kita bisa menjalin networking yang luas melalui buku, karena saya percaya, orang-orang dipertemukan oleh buku, akan menjadi sahabat yang sangat dekat bahkan jika jaraknya jauh sekali pun" Ujar Aldi Yazri.Â
Sekarang ini, apalagi dengan perkembangan teknologi yang serba canggih. Informasi sudah bisa diakses dengan cepat bahkan banyak anak muda yang mengakses ilmu pengetahuan serta informasi hanya dari AI (Artifical Intelegensi)Â tanpa mempertimbangkan kredibel atau tidaknya informasi tersebut. Sehingga, anak muda cenderung malas berpikir dan tidak mampu membedakan mana informasi yang benar dan palsu.Â
Dengan membaca buku, kita bisa menghilangkan ganguan distraksi yang bersebaran di dunia digital yang sekarang ini membuat kehidupan terasa hampa dan kurang fokus pada hal-hal baik. Ditambah, algoritma sosial media justru sering menarik kita pada hal-hal yang kurang berguna.Â
Pun, di kota ini jarang terlihat orang-orang membaca buku di tempat-tempat ramai. Alasannya karena malu. Padahal membaca buku adalah suatu hal yang baik. Bukan sesuatu yang layak untuk dimalukan. Jika ada yang terlihat membaca buku di angkot, di halte, di kafe terbuka, atau lapangan terbuka. Itu menjadi suatu hal yang menakjubkan di tengah-tengah anak -anak muda yang tergerus dengan perkembangan zaman.Â
Penulis pun berharap, Semoga kedepannya t
The Beginers book club mampu meningkatkan daya literasi di kota Padangsidimpuan. Semua itu hanya bisa diwujudkan dengan memulai pada diri sendiri, lalu membangun komunitas dan berdampak kepada masyarakat. Seperti halnya yang dilakukan Aldi Yazri dengan teman-temannya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H