Mohon tunggu...
Rahmi Yanti
Rahmi Yanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pengalaman adalah cerita-cerita di masa depan.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Klarifikasi dan Mimpi Konyolku Tuan

29 Maret 2024   23:50 Diperbarui: 3 April 2024   17:18 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Zahra, kamu jalan kaki sejauh ini setiap hari?" Tanya Ifan kepadaku. Aku baru saja turun dari sebuah sepeda motor yang mengantarku pulang. Diani, dia adik kelasku di organisasi.  Kebetulan hari ini, dia menginap di rumah kerabatnya. Searah denganku. Walau dia lebih jauh. Sebetulnya,  tadi aku sudah izin kepda Ibu akan menginap di kos temanku. Tapi, karena Diani menawariku untuk pulang bersama. Aku pun langsung mengiyakannya. Ya, selagi ada jalan pulang. Kenapa harus menyusahkan orang dengan menginap? 

Diperjalanan, aku dan Diani cerita-cerita. Tiba-tiba dia teringat begal yang membumbunuh abang dari temannya. Hingga, ia tak berani lagi pulang sendiri. Karena nanti, ketika dia mengantarku. Dia akan sendiri melanjutkan perjalannanya yang melewati gang sepi.  Membayang-bayangkan itu, wajahnya jadi pucat.  Ia takut nasibnya akan sama seperti abang temannya itu. Kembali ke rahmatullah. 

Ia menghentikan kendaraannya di pertengahan jalan. Wajahnya pucat, air matanya hampir keluar membayangkan pikiran-pikiran negatif di kepalanya. Akhirnya dia menyuruhku menelepon Ifan. Dia teman kami di organisasi. Seangkatanku, satu jurusan denganku. Dan  dia salah satu laki-laki yang banyak berurusan denganku. 

Tuan,  aku mengenal Ifan ketika dulu saat masih semester muda, aku ikut sebuah acara lomba. Dimana pesertanya hanya kami berdua. Aku, orang yang sangat kaku, bertemu orang baru. Apalagi  dengan laki-laki. Aku agak sulit menyatukan diri.  Namun, dengan Ifan entah kenapa aku secepat itu berbaur. Mungkin memang betul, karena dia orangnya ramah. Dan yang paling penting dia hobi tertawa. Kadang-kadang tidak ada yang lucu, tapi dia tetap teratawa. Maka tuan,  tiada hariku tanpa tertawa jika bertemu dengannya. 

"Assalamualaikum Fan"

"Ha? Halo.. " 

Ini yang tak bisa kutahan, setiap dia bicara. Perutku tak bisa menahan tawa. Aku pun menyerahkan hpku pada Diani. Agar dia saja yang bicara dengan Ifan, sebab jika aku. Pembicaraan tidak akan menyambung, karena dia banyak bercanda. Sedang aku mudah tertawa. 

"Bang Fan, Aku gak berani jalan sendirian apalagi lewat gang sepi. Bisa nggak, Abang  kawal aku" ucap Diani. 

"Kalian dimana sekarang?" Katanya. 

"Di depan klinik kecantikan Bang" ucap Diani. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun