Mohon tunggu...
Rahmi Yanti
Rahmi Yanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pengalaman adalah cerita-cerita di masa depan.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Artikel Utama

Cerpen: Mimpi dan Overthinking

2 Maret 2024   20:19 Diperbarui: 22 Maret 2024   21:12 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak laki-laki yang ketakutan saat mendengar namamu. Kejujuranmu, juga amat ditakuri banyak orang. Karena itu, kau berani melawan para koruptor di kampusmu. Meskipun masa depanmu akan dianacam oleh banyak rintangan. Aku semakin penasaran saja denganmu nona. 

"Zahra tidak cantik, tapi aku akui dia perempuan baik" kata Hanif nona. 

Nona, bagiku kencatikan itu harus aku buktikan sendiri. Sebab, mungkin saja mataku dan mata Hanif berbeda kan nona? Namun, kebaikan adalah kecantikan sejati seorang wanita yang sesungguhnya. Karena itu, aku selalu menganggapmu wanita tercantik kedua setelah ibuku. 

Suatu hari nona, aku membaca tulisanmu tentang surah Al-A'la ayat 1-7 yang meneragkan kenapa kamu seolah bersikap pura-pura tak tahu dengan perasaan kita berdua. Rupanya, kau tengah meilih untuk memantaskan diri kan nona? Aku bangga padamu nona. 

Lalu, aku pun merasa diriku hina. Apalagi, saat aku menyadari calon istriku melabrakmu di pagi-pagi buta. Kau pasti sangat kesal kan nona? Aku juga demikian! Andai saja, aku bisa lepas dari Amel. Tapi tidak semudah itu nona. Karena dia sudah kenal dengan keluargaku. 

Lalu nona, Aku pun memutuskan untuk mundur dari harap-harapku untuk menjadikanmu makmumku. Sebab, aku merasa tak pantas mebimbingmu.

Ilmu agamamu sangat bagus dalam pandanganku. Semantara, Aku. Aku suka menyebar konten dakwah. Tapi aku juga selalu berbuat maksiat nona. 

Apalagi nona, dipikiranku malah terlintas untuk memadu. Padahal, antara kau dan Amel belum lah mahramku. Kuingin memilihmu nona. Tapi tidak bisa. Maafkan aku.

Aku sekarang tengah menahan diri. Mencoba tidak singgah di sosial mediamu. Mencoba untuk tidak hadir dalam daftar penonton storymu. Aku ingin mejauh nona. 

Aku juga sudah jelaskan pada Amel. Agar dia tak mengusikmu lagi. Sebab,Aku tahu jelas nona. Kamu amat terganggu dengan tindakan Amel kan nona? Ini bukan salah Amel. Ini salahku nona. Aku memberi harap padanya hingga dia menjadi obsesi kepadaku berlebihan seperti itu. 

Aku juga mengatakan kalau aku mecintainya sedalam samudra di lautan. Aku menggombalnya selayaknya buaya darat nona. Aku juga menerima tawarannya, untuk menjadi pacarnya. Maafkan aku nona. Ini semua kulakukan agar dia tak mengusik proses pematasan dirimu. Aku juga tak akan menggagumu lagi nona. Perlahan, aku ingin hilang dari hidupmu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun