Mohon tunggu...
Rahmita Sari Batubara
Rahmita Sari Batubara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menyukai Konten Tentang Kesaharian Yang Postif dan Konten Tentang Alam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sosialisasi Masyarakat Cerdas dalam Upaya Mitigasi Bencana Longsor, Banjir, dan Gempa Bumi di Nagari Koto Baru Kec Padang Sago, Padang Pariaman

18 Agustus 2024   21:38 Diperbarui: 18 Agustus 2024   21:56 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

SOSIALISASI ( MASYARAKAT CERDAS) DALAM UPAYA MITIGASI BENCANA LONGSOR, BANJIR DAN GEMPA BUMI DI NAGARI KOTO BARU DI KEC PADANG SAGO

Oleh :

Vira Gusni, Salsabila Relkos, Najhwa Jananti Alfi, Nurazizah, Rahmita Sari, Yuhafizuuna, Nabila Khairunnisa

Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Padang

Email: viragusni@gmail.com, salsabilarelkos21@gmail.com, nurazizh79@gmail.com, rahmitasaribtr@gmail.com, nabilakhairunnisa10@gmail.com

 Abstrak

Bencana longsor merupakan salah satu peristiwa alam yang paling umum terjadi di Indonesia. Oleh karena itu, perlu adanya penambahan wawasan masyarakat tentang mitigasi bencana alam melalui kegiatan sosialisasi. Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah untuk menambah wawasan pengetahuan fisika, teknik peringatan dini, dan mengenalkan faktor-faktor pendorong dan penghambat terjadinya bencana alam pada masyarakat Kecamatan Padang Sago. Kegiatan ini diikuti oleh 10 orang. Metode yang digunakan adalah sosialisasi bencana alam tanah longsor. Hasil pengabdian ini adalah bertambahnya wawasan pemahaman masyarakat terhadap konsep fisika terpadu terhadap kondisi topografi Kecamatan Palolo, teknik peringatan dini dalam mitigasi terhadap ancaman bencana alam tanah longsor, dan menemukan faktor pendorong berupa sifat gotong royong dalam menangani bencana alam tanah secara tradisional yang sudah tumbuh dalam masyarakat sebagai suatu kearifan lokal dan menjadi perhatian dalam sosialisasi. Berdasarkan kegiatan pengabdian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pentingnya konsep fisika yang sederhana pada masyarakat dalam menangani bencana tanah longsor, diperlukannya peringatan dini yang bersifat mitigasi dari tanda-tanda alam, dan tetap melestarikan kearifan lokal gotong royong untuk menyelesaikan masalah masyarakat desa, serta pentingnya perangkat desa memotiva

Kata Kunci: Mitigasi Bencana Alam, Tanah Longsor, Sosialisasi

A.Pendahuluan

Berdasarkan kondisi lereng dan struktur geologi kawasan Kabupaten Padang Pariaman merupakan salah satu wilayah yang mempunyai sensitivitas tinggi terhadap bencana Keberadaan patahan yang ada di Kabupaten Padang Pariaman yang membentang dari utara hingga selatan menjadi salah satu faktor pembatas dalam pengembangan kawasan budidaya.

Potensi bencana yang terdapat di Kabupaten Padang Pariaman antara lain goncangan gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas tektonik. Adapun kawasan rawan gempa bumi adalah kawasan yang pernah atau berpotensi mengalami kerusakan akibat gempa bumi. Dampak yang disebabkan oleh gempa bumi adalah patahan di permukaan, guncangan tanah, pencairan tanah (likuifaksi), retakan tanah, longsoran, gerakan tanah, dan amblesan

Berdasarkan kenyataan di atas, tim dosen Program Studi Pendidikan Non Forma melakukan pengabdian pada masyarakat berupa sosialisasi mitigasi bencana alam tanah longsor di Kecamatan Padang Sago Kabupaten Padang Pariaman. Tujuan pengabdian ini adalah untuk menambah wawasan pengetahuan konsep fisika, teknik peringatan dini, dan mengenal faktor-faktor pendorong dan penghambat terjadinya bencana alam pada masyarakat Kecamatan Padang Sago.

B.Hasil dan Pembahasan

Kegiatan pengabdian masyarakat yang telah dilaksanakan dengan sosialisasi dengan metode ceramah bervariasi, demonstrasi, kunjungan lapangan, dan diskusi berjalan dengan baik dan lancar. Pertemuan tahap pertama dilaksanakan melalui metode ceramah bervariasi, dilanjutkan dengan demonstrasi dan pemutaran video. Pertemuan kedua dilaksanakan dengan menggunakan metode demonstrasi, latihan, dan diskusi.

Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan selama satu hari, yaitu pada hari Sabtu, tanggal 10, Agustus 2024 dari pukul 09.30-12.00 WIB Peserta kegiatan berjumlah 7 orang yang terdiri dari Mahasiswa Departemen Pendidikan Non Formal. Lokasi penyelenggaraan sosialisasi di rumah penduduk di Kecamatan Padang sago

Pada hari pertama kegiatan pengabdian masyarakat diberikan penjelasan umum mengenai terjadinya ancaman bencana alam tanah longsor, hari kedua memberi pemahaman masyarakat mengenai pengolahan dan pemanfaatan lahan berdasarkan kondisi topografi, dan pada hari ketiga dilaksanakan peninjauan lapangan sekaligus penjelasan. Kegiatan-kegiatan ini penting dilakukan untuk mengurangi kerugian yang akan ditimbulkan akibat bencana. Kerugian tersebut dapat berupa kerugian harta benda, kerusakan lingkungan, dan dampak psikologis serta kerusakan fasilitas publik yang menyatakan bahwa sosialiasi mitigasi bencana yang mengedukasi merupakan upaya peningkatan pengetahuan masyarakat untuk sadar terhadap kesiapsiagaan bencana. Bahwa mitigasi merupakan langkah penting yang bisa dilakukan untuk mencegah dan mengurangi jumlah korban saat bencana terjadi. Selain itu, kegiatan ini merupakan bentuk mitigasi non struktural yang menekankan pada peningkatan kapasitas masyarakat, yakni melalui penyebaran informasi dan sosialisasi

Kegiatan berikutnya adalah penjelasan mengenai ancaman longsor dilihat dari waktu terjadinya, secara tiba-tiba, tidak terduga, ancaman berangsur, dan ancaman terduga secara periodik waktunya. Hal ini penting dilakukan agar masyarakat dapat meminimalisir dampak buruk yang terjadi akibat bencana tanah longsor tersebut dan mampu menerapkan mitigasi bencana

C.Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa selama kegiatan sosialisasi masyarakat di Kecamatan Padang Sago wawasan pemahaman masyarakat bertambah, pemahaman mereka terhadap mitigasi terhadap ancaman bencana alam tanah longsor, dan hasil analisis mengungkapkan bahwa masyarakat telah memiliki kearifan lokal yang kuat terhadap gotong royong dalam menghadapi bencana alam tanah longsor. Ini menjadi faktor pendorong selama kegiatan sosialisasi. Sementara itu, faktor penghambat selama sosialisasi adalah kurangnya interaksi yang diduga disebabkan oleh kurangnya kegiatan pertemuan/sosialisasi dan sejenisnya secara rutin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun