[caption id="attachment_328173" align="aligncenter" width="580" caption="http://eeshape.com/"][/caption]
Pernahkah Anda mendengar Pulau Rambut ? Bagi Anda yang sudah pernah kesana pasti mengetahuinya.Ya, Pulau Rambut yang saya maksudkan adalah salah satu pulau yang berada dalam gugusan Kepulauan Seribu.Pulau yang belakangan baru saya ketahui sebagai salah satu kawasan konservasi ini memiliki luas sekitar 45 hektar.Pulau ini dapat ditempuh kurang lebih selama 35 menit melalui pantaiTanjung Pasir, Tangerang. Dulunya pulau ini dijadikan sebagai suaka margasatwa dan dikenal dengan sebutan “The Heaven of Bird” karena begitu banyaknya macam burung yang hidup disana serta keindahan alamnya yang luar biasa.
Sayabarumengetahuitentangpulauituketika browsing untuktugasdiksar GPA Cheby.Karenasebelum saya menulis artikel inisayadantemanberkunjungkesana, danituadalahpertamakalinya kami kepulauitu. Maklumlah kami semuaadalahanakrantau yang baruberkuliah di Jakarta.Kami semuamenikmatiperjalananmenujupulaurambut.Ketikasampai di bibirpantai, kami masihmelihat air yang jernihdansebuahrumah.Tapi setelah di amatirumah itutidakberpenghuni, dengan kata lain pulauitusekarangmenjadipulaukosong.
Tapikeindahanitupunah, ketikasayadanteman-teman mengelilingipulaurambut (hanyamengelilingibibirpantaisaja).Karenabanyakditemukansampah-sampahanorganik, seperti plastik,styrofoam,sendal/karet, kaca dan kaleng yang tidak bisa terurai dalam waktu yang singkat.
Dampak utama pencemaran sampah yang tidak dapat terurai adalahmatinya vegetasi setelah tertimbun sampah, dan matinya vegetasi setelah siklus keluarmasuknya air pasang surut yang terus-menerus terganggu. Tumpukan sampah akan mempengaruhi pasang surut. Padahal pasang surutmerupakan faktor lingkungan penting bagi pertumbuhan mangrove. Akibat terganggunya aliran keluar masuknya pasang surut tersebut adalah terganggunya pasokanhara bagi vegetasi mangrove dan juga terganggunya keseimbangan kadar garam.Padasaat setelah pasang besar, sebagian air pasang terjebak di lantai hutan, tidak bisa keluar, karena terhalang tumpukan sampah.
Air yang terus menggenangi lantai hutan tersebut akan mengganggu pasokan oksigen ke akar, sehingga proses respirasi terganggu dan suhu air yang tergenang tersebut juga akan meningkat ketika matahari semakin terik tentu saja ini dapat menyebabkan kematian vegetasi mangrove, terutama anakan mangrove. Tentu sajakondisiinisangatmengkhawatirkan bagi kelestarian habitat dan kenyamanan pengunjung Suaka Margasatwa Pulau Rambut.
Setelahkami saya cari tahu denganteman-teman, ternyatasampah-sampah tersebut merupakan kiriman dari 13 muara sungai yang ada di Bekasi, Tangerang dan Jakarta. Berartiitusemuamenggambarkanbagaimanasikapmasyarakatsekarang yang belumsadarakanhalini. Merekasukamembuangsampahsembarangan.Sikapsadarterhadaplingkunganini yang harus ditanampadadirikitamasing-masing.
Mungkinbanyak orang yang berfikirmasihadapetugaskebersihan yang akanmembersihkansampah. Hal ini bukan hanya harus menjadi perhatian pemerintah ataupun petugas setempat saja. Akan tetapi harus menjadi perhatian dari semua kalangan, baik itu penduduk setempat hingga para wisatawan itu sendiri.Selain mudah bagi kita melihat dan menemukan berbagai macam jenis burung dan jenis tanaman, mudah juga bagi kita menemukan berbagai macam jenis sampah yang berserakan. Baik itu di pinggiran pantai, di sela-sela akar mangrove hingga di kawasan dalam pulau. Begitu banyaknya sampah membuat vegetasi mangrove rusak parah.
Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menanggulangi masalah ini sehingga keindahan Pulau Rambut tetap terjaga, antara lain dengan membuat pemecah ombak (water break), bank sampah, membuat saluran air pasang ke kawasan, pembersihan sampah dihutandan pengendalian pencemaran sampah, serta penanaman dan pemeliharaan tanaman bakau di pantai untuk mencegah abrasi dan sebagai media berkembangbiaknya ikan.
Pembuatan tanggul pemecah ombak berguna untuk mengatasi abrasi secara buatan, karenategakan hutan yang saat ini dalam kondisi rusak secara alami sudah tidakmampu mengatasi abrasi. Selain itu, dengan pembuatan pemecah ombak, anakan mangrove yang ditanam tidakterbawa oleh arus pasang surut.Pembersihan sampah di lantai hutan dan pengendalianpencemaran sampah ditujukan agar pertumbuhan anakan mangrove dapat tumbuh dengan baik.
Sebagai masyarakat yang peduli akan lingkungan dan keindahan pulau Rambut tidak ada salahnya apabila kita berwisata ke Pulau Rambut dengan format wisata yang berbeda. Biasanya aktifitas yang sering dilakukan antara lain berfoto, menikmati keindahan pulau, berenang,dan lain sebagainya. Akan tetapi ada baiknya jika kita mencoba melakukan wisata dengan format Wisata Sosial.
Wisata Sosial disini mengandung makna bahwa selain kita memperoleh kepuasan dengan menikmati keindahan alam yang ada, kita juga melakukan kegiatan peduli lingkungan dan alam sekitar, seperti beramai-ramai membersihkan sampah-sampah yang berserakan, mensosialisasikan pentingnya akan kebersihan hingga menanam kembali pohon mangrove yang rentan akan kerusakan. Jadi, janganlah kita hanya menikmati keindahan Pulau Rambut sedangkan kita lupa bahkan tidak peduli untuk menjaga keberlangsungankeindahan-keindahan itu sendiri.
Selain sampah yang menjadi masalah utama di Pulau Rambut ini,fasilitas yang diberikan juga tidak terawat, bahkan yang kita lihat baru-baru ini tidak ada tanda-tanda kehidupan manusia disana. Jadi, ini sebagai bahan evaluasi untuk pemerintah. Karena pada kenyataannya masih ada banyak aspek yang terbengkalai oleh pemerintah yang terlalu terfokus kepada tata kota serta politik.
Pemerintah daerahseharusnya juga lebih serius dan lebih intensif dalam melakukan upaya pembersihan daerah pantai di Pulau Rambut. Misalnya dengan melakukan program Bersih Pantai setiap 1 bulan sekali, menyediakan fasilitas untuk pembuangan sampah di dalam pulau dan di pulau-pulau terdekat, serta mengembangkan dan mengeksplor pesona bahari yang ada di pulau ini. Dan kesadaranterhadaplingkungan di setiapindivuduadalahhal yang paling terpenting.Apabila pulau ini dirawat dengan baik, tentunya pulau konservasi ini dapat menjadi aset wisata yang berharga bagi pemerintah dan masyarakat, serta dapat menjadi salah satu kontribusi Bangsa Indonesia dalam melestarikan alam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H