Mohon tunggu...
Rahmi Sari S
Rahmi Sari S Mohon Tunggu... -

"Anak bungsu dari lima bersaudara"

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Nelangsa Nan Tumpah

12 Oktober 2011   15:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:02 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Nelangsa Nan Tumpah

Rujak bathin menu sore itu

Dimana aku dan diriku tak tahu ingin

Padahal kami terpatri kesatu pilihan

Kalut merebak kehulu sukma

nikmati rujak nan tak berasa

Menjajali kehampaan jiwa

Secuil kerak rinai bersorak aku

Nan Tumpah…

Nan Tumpah…

Nan Tumpah…

Lamat, likat, melekat, rapat, berhasrat

Jantung berpacu lalu

Memburu semua nan tumpah

Menembus masa ke massa

Memenuhi detik hidup nelangsa

Akupesakitan akutnan sekarat

Nan tumpah melumat habis jiwa raga

Meracuniasa

Mengalir pasti bersama cita

Aku tak kuasa

Tak berdaya

Tak binasa

Bersama nelangsa

Nan Tumpah bertahta

Sekarang aku tak bisa lenyap

Dan tak mau lenyap

Rujak sore ini berasa banyak

Asam, pedas, manis merambat sedap

Menyuguh anganku nan tumpah

Padang, 11 Oktober 2011

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun