Mohon tunggu...
Rahmi rangkuti
Rahmi rangkuti Mohon Tunggu... Lainnya - KARYAWAN SWASTA

HALO

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Eh Besok 2023

31 Desember 2022   13:43 Diperbarui: 31 Desember 2022   14:04 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

aku terlalu bergantung padanya yang menggenggam erat tanganku, aku juga terlalu berharap dia kan tetap menggenggam tangan ku sampai melwati kampung september ini, tapi ternyata aku salah genggamannya yang kuat justru menyisakan sakit di tanganku, ada luka lebam, perih berbekas di pergelangan tanganku, melihat luka di pergelangan tanganku aku menyadari satu hal, ada baiknya dia cepat melepaskan genggamannya, ada kemungkinan juga  jika dia tetap menggenggamku seerat itu tangan ku akan patah suatu hari nanti, sambil bercucuran air mata aku meniup i luka  tangan ku  , menganggakat tanganku untuk berdoa saja aku sudah tidak sanggup karena sakit yang kualami.

Sekitar 12 langkah lagi aku hampir meleweti kampung september ini, aku beristirahat di pinggiran sungai di atas bebatuan , aku menatap ke depan dengan mata kosong , bagaimana bisa kau yang awalnya mengagumkan seketika berubah menjelma menjadi sosok yang menakutkan, aku tahu kita tidak akan pernah bersama , tapi setidaknya kau pernah hadir di hidupku, menempati  ruang hampa mengubah  dengan penuh rasa hangat, sekejap kamu mengobati lorong-lorong dinding kehidupanku, kita hanya sekedar dua insan yang terdampar di persimpangan, karena untuk perjalanan bersamamu begitu jauh, sangat jauh dan semakin jauh..

seketika lamunan ku tersadar dengan percikan air ke arah ku, sontak saja aku kaget karena aku hanya seorang diri disini, ternyata dia ada lah sahabat ku, dia diam-diam mengikuti ku , dia memantauku dari kajauhan, dia membiarkan ku dengan duniaku, lalu dari arah lain datang lagi sahabat ku membawa pembalut luka, ada juga yang membawa peta petunjuk jalan, Ternyata selama ini aku tidak sendiri, mereka selalu ada buatku, mereka jadi penghibur ke gundahanku, mereka memaki, menertawai tapi membantu mengobati luka yang kualami, ah beruntungnya aku di kelilingi manusia berhati malaikat seperti mereka.

  aku sudah melewati kampung september ini , kini aku sampai di kampung bernama Oktober  , di kampung Oktober ini aku masih terdiam bodoh meratapi diri,  kala luka itu tergores air mataku jatuh lagi, sebesar itukah pengaruh orang asing yang pernah ku temui, ah sudahlah itu hanya obsesi , toh sebelumnya aku juga tidak mengenalnya, apa salahnya aku kembali ke duniaku sebelum aku mengenalnya, aku memaki diri sendiri tatkala aku mengingatnya kembali, berhari-hari waktuku terbuang-buang sia-sia hanya untuk menangisi dia yang meninggalkanku tanpa belas kasih .

 di penghujung kampung ini aku mencoba berdamai dengan keadaanku, lukaku juga sudah mulai sembuh berkat bantuan sahabat-sahabat terbaik ku, dan disini aku mulai menutup diri, aku tidak mau menganal orang baru lagi, aku fokus pada diri sendiri dan orang di sekelilingku yang aku sayangi, berdamai dengan diri sendiri ternyata cukup menguras emosi.  untukmu, tolong menjauh dari fikiran ku, berhenti mendominasi imajinasiku, sudahi mengganggu ketenanganku, aku memberontak dan memaki dalam hati yang bahkan dia sedikitpun  tidak peduli. 

 Sekarang aku menuju kampung November beriringan dengan sahabat ku, walau sesekali aku menangis tanpa sebab tpi tetap kulanjutkan perjlanan ku sampai ke Kampung Desember, Di kampung desember ini tidak sengaja aku bertemu dengan teman lama ku, teman sekaligus adik bagiku, dia sangat baik, dia mengerti keadaan ku tanpa harus kuberitahu , dia memelukku, sesekali dia menasehatiku tanpa memandang buruk kelemahanku , dia menyirami ke dahagaan iman ku, Terimakasih adek ku, terimakasih telah mau mendengarkan ku, terima kasih telah menemaniku melewati kampung Desember ini, terimakasih telah menyadarkan ku, terimakasih sudah jadi adek yang baik buatku, Yuk sama-sama menginjakkan kaki di Kampung 2023 yang tinggal selangkah lagi, semoga disini semua yang terbaik dalam segala aspek dalam genggaman kita .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun