Mohon tunggu...
Rahmi Putri Z
Rahmi Putri Z Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Suka nulis dipojok-pojok buku bacaan. Hobby nya mengamati manusia lainnya

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Orang Tua sebagai Pendamping dalam Langkah Awal Mereka

8 Februari 2024   06:43 Diperbarui: 8 Februari 2024   19:08 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Semua orang tua pasti ingin anak-anak mereka menjadi anak-anak yang membanggakan dengan segudang prestasi yang gemilang. Oleh sebab itu, tentu saja peran orang tua di sini sangat penting dalam jalan menuju keinginan tersebut. 

Tapi kadang mungkin sering terlupa dengan sibuknya dan penuhnya jam kerja orang tua, peran ini serta merta diserahkan kepada sekolah untuk memunculkannya. 

Tidak salah, memang benar, sekolah juga termasuk salah satu yang berperan penting dalam menemukan bakat dan menyalurkan prestasi anak. 

Kenapa? Karena di sekolah anak-anak bisa berkembang sesuai dengan masa perkembangan mereka bersama teman-teman mereka, dan tumbuh dengan pengaruh para guru dan teman-teman mereka di sekolah.

Hal yang perlu orang tua ingat adalah untuk selalu menyeimbangkan peran tersebut, tanpa rasa lepas tangan dengan perkembangan anak-anak mereka dan menyerahkan semuanya ke sekolah. 

Anak-anak kita bahkan kita sebagai orang tua, tahu, bahwasanya kebanyakan hal atau langkah awal yang kita kerjakan atau inginkan, akan melalui awalan yang tidak mudah. 

Kenapa tidak mudah? 

Hal itu dipengaruhi banyak hal, antaranya, bisa jadi kurangnya pengalaman, kurangnya kepercayaan diri, kurangnya pengetahuan, atau kurangnya jejaring antar sesama rekan.

*Kita sebagai orang tua bertugas menyediakan berbagai peluang untuk pertumbuhan dan perkembangan terbaik bagi anak-anak kita. 

Seperti menyekolahkan di sekolah terbaik, mencukupi kebutuhan mereka, dan mengikutkan anak-anak dalam bimbingan belajar tambahan, kompetisi atau perlombaan. Semuanya adalah agar mereka siap di masa depan. 

Akan tetapi, setiap hal yang mereka lakukan tersebut, tentu  memiliki awalan, yang mana, kadang mereka merasa takut, khawatir, malu, malas yang bercampur dengan keinginan bahagia di masa mereka seperti terus bermain, atau bersenang-senang dengan gadget mereka.

Kalau demikian, orang tua memiliki peran selanjutnya setelah tugas sebelumnya tadi*. 

Apa kalau begitu? Tugasnya adalah berusaha selalu menemani dalam setiap langkah awal mereka.

Contohnya bagaimana?

Ketika anak mulai masuk sekolah, orang tua akan selalu siap sebagai pengawal dalam pendidikan mereka. Tidak hanya tahu anak datang dan pergi sekolah, tetapi di awalan langkah mereka, sebisa mungkin tanamkan kepada anak, bahwa mereka mampu dan bisa masuk ke lingkungan sekolah dengan berani tanpa ditemani orang tua mereka. 

Mungkin di awal mereka akan malu, takut atau khawatir, disinilah orang tua harus tahu menempatkan diri mereka, dengan tidak selalu mengikuti keinginan anak-anak mereka untuk menunggu sampai jam pulang, akan tetapi orang tua perlu menanamkan secara perlahan-lahan kepada anak-anak mereka bahwasanya mereka aman di lingkungan sekolah tanpa perlu penjagaan orang tua mereka.

Ketika mereka beranjak remaja, sedikit demi sedikit, orang tua mungkin mengikutsertakan anak-anak dalam berbagai kegiatan les, lomba dan lain sebagainya. 

Orang tua sebagai penyedia fasilitas dan berbagai kegiatan harus tahu bahwa setiap awalan bagi anak-anak, merupakan langkah penentu, apakah mereka akan suka atau tidak suka melakukan kegiatan tersebut, mereka akan mengulang atau tidak mengulang kegiatan tersebut, mereka akan tetap melanjutkan kegiatan tersebut atau berhenti tidak mengikutinya lagi. Di sini peran orang tua sebagai pendukung akan keputusan anak adalah hal utama. Tetapi tidak mengiyakan dengan serta merta. 

Mendengarkan adalah salah satu kuncinya. Ketika anak-anak menolak, tidak suka atau mengeluh lainnya, orang tua harus hadirkan jiwa dan raga untuk mendengarkan dengan seksama, bukan langsung mengiyakan, atau berkomentar tapi berusahalah berada di pijakan mereka sebagai anak. 

Lihat apa yang rasanya dibutuhkan anak pada saat itu, apakah mereka butuh solusi, nasehat, atau hanya butuh didengarkan dan diam saja.

Dari 2 contoh di atas, adapun hal pokok yang ingin penulis sampaikan adalah ketika anak-anak berkembang, anak-anak akan menempuh awalan-awalan dalam setiap aktivitas dan kegiatan yang mereka lewati atau mereka pilih.

Oleh sebab itu, peran orang tua disini sangatlah penting, untuk selalu ada disamping anak-anak, dan menjadi orang teraman dan ternyaman bagi anak-anak. 

Karena kenapa? Karena orang tua adalah orang pertama yang akan di datangi anak-anak ketika ada kebahagian atau kesulitan yang mereka hadapi. 

Orang tua tidak perlu menyuruh, menekan dan membuat target tentang setiap hal yang mereka lakukan di langkah awal mereka. Tetapi selalu hadir disamping mereka sebagai pendukung, pemberi reward, dan pemberi motivasi, atau pemberi kata untuk rela menghadapi setiap apa hasil langkah awal yang mereka temukan. Karena setiap awalan mungkin memiliki berbagai kesulitan. Tapi bukan kesulitan awalannya yang penting, tapi bagaimana anak-anak menghadapi awalan tersebut sehingga mereka akan terus melangkah dan terus melangkah ke depan. Oleh sebab itu, orang tua harus selalu hadir dalam setiap langkah awal anak-anak mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun