“Kok bisa?.
Itu yang aku katakan.
“Lalu dia menjawab, aku hanya iseng mengatakan, kalau aku lapar. Kemudian ia malah mengajakku, untuk makan dan aku mau-mau saja di ajak makan. Ya begitu lah kejadiannya.
“Awas, nanti suka lagi sama Jeki.
“Tidak akan, dia kan cuma sahabat, tidak lebih. Lihat wajahnya saja seperti anak kecil, yang masih cabi-cabi kayak gitu.
Kemudian aku pun tertawa, karena aku tahu berbagai hal bisa saja tejadi cuman karena makan malam iseng itu.
Waktu pun berlalu, dan hal itu pasti akan menjadi memori baginya. Aku sering melihat statusnya di Facebook dan status yang ia buat sangat terlihat, kalau itu berkaitan dengan apa yang sudah terjadi malam itu. Ia sangat berani membuat status seperti itu. Itu hal yang aku pikirkan, karena statusnya mungkin saja di lihat oleh orang yang bersangkutan, yang mungkin ia bisa menerimanya atau tidak.
Jalan-jalan itu membuat banyak cerita yang terjadi, tidak ku sangka ia malah suka dengan Jeki bukan Candra lagi. Padahal ia pertamanya membantahnya dengan mengatakan kalau ia hanya sahabat.
Aku berteman cukup dekat dengan Jeki, kami juga suka chatting bersama, saling mengingatkan untuk mengikuti kegiatan kampus. Aku mengirim pesan kepada Jeki untuk menemaniku membantu membeli tiket, tapi karena suatu hal, aku pun kemudian membatalkannya, dan mengambil keputusan untuk menelpon loketnya saja.
Kemudian setelah menelpon, aku kembali membuka facebook. Dan tidak kusangka ia malah membahas tentang Kirana. Aku pura-pura saja tidak tahu, kemudian ia menceritakan apa yang terjadi.
Aku tidak tahu, ternyata ia sudah tahu kalau Kirana memiliki perasaan kepadanya.Â
Memang sulit untuk mengatakan tidak mungkin kepadanya, karena ia sudah tahu yang sebenarnya, jadi aku harus
menjelaskannya.
Aku malah menjadi tempat curhat, harus bagaimana lagi. Ya, sebagai teman yang baik, aku akan mendengarkan apa saja yang ia katakan.