Akibat dari peristiwa ini yang menjadi korban utama adalah masyarakat sipil. Mereka kehilangan harta, benda bahkan tidak ada rumah lagi untuk bernaung. Korban yang berjatuhan pun tidak hanya dari masyarakat sipil saja tetapi juga dari militer. Rakyat Irak menyadari bahwasannya meruntuhkan rezim Saddam Hussein tidak menjadikan mereka aman, tentram dan damai. Dalam narasi lain Presiden Bush memberikan argumentasi yang berbeda bahwasannya ia tidak ingin melalui jalan kekerasan tetapi ia mencoba memberikan kesempatan untuk melakukan diplomasi. Hal tersebut juga berimbas pada ekonomi Irak maupun Amerika Serikat sendiri. Politik Irak yang carut marut serta adanya intervensi dari Amerika Serikat. Apa yang dilakukan oleh Amerika Serikat jauh sekali dari nilai-nilai liberalisme yang konon katanya politik luar negerinya dipengaruhi oleh democratic peace .Â
Kesimpulan
  Invasi yang dilakukan oleh Amerika Serikat terhadap Irak merupakan buntut dari peristiwa 11 september 2001 di gedung menara kembar World Trade Center(WTC) dan pentagon di Washington yang menewaskan 3000 jiwa. Dalam kacamata liberalis berdasarkan teori liberalisme yang dituangkan dalam buku ‘perpetual peace’ karya Immanuel Kant ia percaya bahwa liberalismelah yang dapat membawa pada perdamaian yang kemudian melahirkan democratic peace theory yang juga ikut mempengaruhi politik luar negeri Amerika Serikat.Â
  Amerika Serikat dengan embel-embel teori democratic peace digunakan untuk menjustifikasi tindakannya invasi Amerika Serikat terhadap Irak yang dikenal sebagai Bush Doctrine. Pada saat itu secara terang-terangan Presiden Bush dengan tegas melawan dan melakukan propaganda terhadap terorisme. Saddam Hussein pada saat itu dituduh memiliki senjata pemusnah massal dan dianggap mendukung kelompok terorisme Al-Qaeda.Bush dalam pidatonya dengan ‘tegas’ menegakkan demokrasi  karena negara-negara yang menjunjung demokrasi tidak akan berperang satu sama lain.
  Namun, jika dipandang pada kacamata liberalis pada sisi Irak sebenarnya Irak hanya menginginkan jauh intervensi negara lain dalam pembuatan arah kebijakan dan lebih mementingkan rakyatnya terlebih dahulu. Padahal secara garis besar liberalisme yang diketahui bahwasannya liberalisme ini memiliki paham menghendaki kebebasan individu.
Korban tidak hanya pada militer saja akan tetapi juga pada masyarakat sipil yang tidak bersalah. Trauma dan luka serta kehilangan harta benda menjadi sebab akibat dari peperangan. Ekonomi keduanya sama-sama terdampak dan politik Irak yang menjadi carut marut merupakan bagian dari akibat intervensi Amerika Serikat terhadap Irak.Â
Daftar Pustaka
Adriyansyah. (2011). PENYERBUAN AMERIKA SERIKAT ATAS IRAK DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT IRAK 2003-2007.
Doyle, & Michael, W. (2006). Liberalism and World Politics (Theories of International Relations.Vol.II. London:Sage Publications. ed.). dalam Stephen Chan dan Cerwyn Moore (eds).
Emilia, R., & Khaira, A. (n.d.). Permasalahan Kemanusiaan dalam Tata Kelola Keamanan Global: Kritik bagi Liberalisme.
Maylinda. (2022). KACAMATA AMERIKA SERIKAT DALAM MELAKUKAN INVASI KE IRAK. https://www.academia.edu/93761844/KACAMATA_AMERIKA_SERIKAT_DALAM_MELAKUKAN_INVASI_KE_IRAK