Mohon tunggu...
Rahmi Mardhatillah
Rahmi Mardhatillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Try hard till you get it

One lil step to a bright future

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Ternyata Oppa di Dunia Nyata Tidak Sesempurna Oppa di Drama Korea!

12 Mei 2022   06:45 Diperbarui: 12 Mei 2022   07:03 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fungsi ketiga adalah hasil test PCR/ Antigen yang terintegrasi dari Rumah Sakit/ Klinik/ Laboratorium yang berafiliasi bisa langsung diakses melalui aplikasi peduli lindungi. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir adanya penipuan/ pemalsuan hasil tes antigen/ PCR.

Sayangnya, dengan sekian banyak manfaat dari aplikasi peduli lindungi ini chingu, tidak semua Oppa dan Eonni yang tinggal di Jakarta mau patuh menggunakan peduli lindungi chingu. 

Beberapa dari Oppa dan Eonni tersebut merasa enggan menggunakan Aplikasi Peduli Lindungi baik sebelum maupun sesudah memasuki fasilitas umum. Beberapa kendala maupun alasan- alasan lain ternyata melatarbelakangi tindakan Oppa-oppa tersebut untuk bolos menggunakan aplikasi peduli lindungi. 

Berbeda dengan oppa yang muncul di drama korea, beberapa oppa yang tinggal di Jakarta malah menggunakan hasil tangkapan layar check in dari tempat dan waktu yang berbeda dengan fasilitas publik yang ingin ia masuki.

Menurut penuturan HM seorang tenaga kerja asing asal Korea Selatan yang bekerja di salah satu perusahaan swasta di Jakarta, kendala-kendala yang dimaksudkan di atas antara lain proses yang dibutuhkan untuk melakukan check in di suatu fasilitas publik memerlukan
waktu yang lama. 

Mulai dari membuka aplikasi, memilih menu untuk scan barcode hingga check in berhasil dilakukan menurut HM terbilang lambat dibandingkan dengan saat ia memindai barcode di fitur tracking milik Korea Selatan.

Hal ini juga dibenarkan oleh AF, yakni seorang interpreter di tempat HM bekerja. Menurut AF, untuk melakukan 1x check in di aplikasi peduli lindungi terlalu banyak menyita waktu dan menyebabkan antrian di beberapa fasilitas publik, selain dari faktor aplikasi yang agak
lambat, juga dipengaruhi oleh tidak stabilnya serta kecepatan akses jaringan internet negara kita yang belum maksimal.

Kemudian alasan kedua HM enggan menggunakan Peduli Lindungi adalah tingkat akurasi dari tracking dari Peduli Lindungi itu sendiri menurutnya masih rendah, dibandingkan dengan fitur tracking yang biasa dipakai di negara asalnya. 

Selaras dengan pernyataan HM, AF sendiri pun merasakan saat perjalanan bisnis ke Korea tahun lalu, atasannya sempat berada di kafe dan waktu yang sama sekitar 45 menit dengan pasien terkonfirmasi positif coronavirus 19. 

Kurang dari 24 jam, departemen pemerintahan yang berwenang langsung mengirimkan pesan singkat berupa informasi bahwa di kafe tersebut pada jam tersebut seorang pasien sempat singgah, sehingga atasan dari AF tersebut diminta untuk segera melakukan PCR test untuk mencegah kasus persebaran coronavirus 19 tersebut.

Sedangkan Januari lalu, saat rekan kerja HM dan AM terkonfirmasi positif corona, tidak ada himbauan atau info dari Satgas Covid untuk melakukan PCR test, malah kantor mereka yang tanggap memfasilitasi seluruh karyawan baik yang melakukan kontak maupun tidak dengan pasien tersebut untuk melakukan PCR test.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun