Mohon tunggu...
zakiyyah rahmi ayu
zakiyyah rahmi ayu Mohon Tunggu... Lainnya - learner

learner

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Bercerita tentang 'Laut Bercerita'; Bagaimana Leila S. Chudori Mampu Membawa Saya Merasakan Ketidakpastian akan Hilangnya Biru Laut

8 April 2022   20:17 Diperbarui: 8 April 2022   20:45 1332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

                Banyak dari mereka yang ditinggalkan menyangkal akan kepergian para aktivis tersebut. Mereka masih menjaga harapan bahwasannya anak, saudara, serta kekasih mereka suatu hari nanti akan kembali. Jika sekiranya tidak, mereka ingin menemukan jasadnya untuk dapat mereka kuburkan. Hingga suatu hari Komisi Orang Hilang, yang dibentuk untuk pencarian para korban, mendapatkan kabar bahwasannya disuatu pulang ditemukan beberapa tulang yang diduga milik para aktivis tesebut. Dikirim beberapa orang untuk memastikan apakah  betul itu merupakan jasad tugas Biru Laut, Kasih Kinanti, Sunu Dhyantoro dan teman teman lainnya. Lagi-lagi saya sarankan teman-teman untuk menemukan jawabannya pada  buku 'Laut Bercerita'.

                Terdengan sedikit menyebalkan ketika saya tidak menuntaskan cerita yang sedang saya paparkan. Namun saya rasa alangkah lebih menyebalkan lagi jika saya membeberkannya kapada teman-teman. Karna saya pikir teman-teman layak untuk mendapatkan sensasi gejolak perlawanan  serta kemanusian yang terkandung dalam Laut Bercerita secara lebih khidmat dengan membacannya sendiri.

                Leila memberikan saya pengalaman yang begitu berharga melalui ceritanya. Bagaimana gejolak semangat para kaum mahasiswa dalam membangun dan menegakan negara yang biadab. Bagaimana perih, takut, putus asa yang dirasakan oleh keluarga yang ditinggalkan dengan ketidak pastian. Bagaimana mengajarkan saya bahwasannya  kemerdekaan yang saya rasakan hari ini begitu mahal harganya. Dan bagaimana sejarah mengatakan akan mengutuk mereka yang tidak mempelajarinya dengan mengulang kejadian yang serupa.

Matilah engkau mati 

Kau akan lahir berkali-kali....   

Ucap Sang Penyair diatas kertas lusuh.

               

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun