** Pagi ini seseorang yang aku anggap ade dan mengenalnya ketika dia PKL dikantorku tahun lalu, tapi kami tetap berhubungan via sms, telepon maupun chat hingga sekarang. Dia mengirimkan notes yang hanya ditag ke aku, yang intinya dia meminta nasihat seorang kakak atas kegalauannya dalam menghadapi tuntutan kehidupan yang mengharuskan dia menjadi dewasa di umurnya yang baru 17 tahun. **
Dan inilah curcolwatinya di notes FB dan khusus di tag untukku:
Entah kenapa saya merasa semuanya datang terlalu cepat. Ingin beli pen tablet, tidak lama kemudian dibelikan. Ingin les bahasa Inggris, tidak lama kemudian ada yang membiayai. Ingin dapat pekerjaan, tidak lama kemudian datanglah kesempatan itu.
Tapi, itu kan baru sekadar keinginan, baru rencana. Semuanya datang lebih cepat dari perkiraan & lebih mudah daripada bayangan saya. Tanggung jawab dan gaji profesional ini saya rasa terlalu cepat menghampiri. Saya masih 17 tahun, bahkan masih berstatus siswa. Saya memang bercita-cita besar, namun mental saya belum siap. Agak menyesal juga saya menerima pekerjaan sehari setelah ditelpon. Seharusnya, tunggu semua urusan sekolah selesai dulu.
Hm...yah, percuma mengeluh. Anggap saja bonus. Kalau kata Mama sih, artinya kita ditakdirkan jadi orang besar jika masih muda diberi tantangan sebesar itu. Pekerjaannya memang tidak sulit, namun saya harus memiliki kecepatan dan stamina ekstra untuk lembur setiap hari.
Mungkin memang tidak seburuk itu jika sudah terbiasa. Kehidupan memaksa saya untuk jadi orang dewasa lebih cepat. Padahal saya masih ingin menghabiskan waktu untuk nonton kartun, tidur tepat waktu, diberi susu setiap pagi dan malam, diajak jalan-jalan setiap hari minggu, main sepeda keliling komplek, dibelikan es krim...wow, childhood never die.
Banyak orang mentertawakan saya, atas setiap tindakan yang saya ambil. "Buat apa kamu kuliah lagi kalau sudah dapat kerja?" "Ya sudahlah, kamu kerja saja, gak perlu sekolah lagi." "Apa ini? Ada anak kecil udah kerja." "Hahaha, mbok ya kalo masih sekolah gak usah kerja toh."
Halo? Dunia sudah berubah. Tanpa pendidikan, kerja seperti apapun pasti akan tertinggal jauh. Tanpa pendidikan, kapan kita bisa naik derajat? Tanpa pekerjaan, mau biayain pendidikan pakai apa? Bulu ketek? We have to move faster kalo gak mau masa tuanya dipenuhi penyesalan. We have to move faster kalau ingin cepat sukses.
But, saya belum siap mental untuk mengatasi emosi ke-ABG-an saya. Semuanya datang terlalu cepat. Saya belum tahu apa-apa mengenai kehidupan sebenarnya. Saya sedang berusaha keras mempersiapkan mental, padahal saya sedang dalam kecepatan tinggi. Semuanya jauh dari perkiraan. Ternyata tantangannya lebih berat daripada bayangan saya, ternyata bayarannya jauh lebih besar daripada yang saya pikirkan.
Hmmm...wish me luck aja deh. Aku yakin mbak rahmi bisa kasih advices yang bagus. jadi aku tag ya.
Dan ini komenku untuknyadi Fb juga :
hahahahahhahahahahaha aku ketawa ni sebenarnya ga ada advices apa-apa De cuma bisa bilang : Congrat n u can do it....
Hmm begini De, masih banyak orang diluar sana yang sampai umur tua banget mungkin susah dapat uang padahal sudah punya kerjaan... kalau ade dapat semua yang ade mau dalam waktu cepat berarti ALLAH lagi kasih ujian sama ade bukan hanya kasih keberkahan. Nah bagaimana sekarang kita bisa melewati ujian itu. salah satunya dengan cara melakukan pekerjaan itu dengan baik (menjaga amanah yang tlh diberikan orang kepada kita, alias tidak mengecewakan).
Mi yakin ade mampu dengan umur yang masih 17 th, Ade cukup dewasa jangan dikira umur tua itu pasti dewasa dan bertanggung jawab, ga juga loh de....
So, sekarang selalu bersyukur ya De, jangan tinggalkan sholat, tetap patuhi orangtua jangan karena sudah punya uang orangtua dibelakangi larangan maupun perintahnya.. dan tetap menjadi ade yang mi kenal tanpa harus merubah menjadi tua sebelum waktunya kecuali kedewasaan yang bertambah... sekali lagi selamat dan doaku slalu mengiringimu de....