[caption id="attachment_132295" align="aligncenter" width="300" caption="bangris.blogspot.com"][/caption]
Indahnya Cinta
Terlihat dari senyuman
Walaupun tidak diungkapkan
Begitu juga sakitnya Cinta
Senyuman itu ikut hilang
Dibawa sang pemilik Cinta
Namun Keikhlasan
Mampu Mengembalikan senyuman itu lagi
*****************************
Dayan kembali kerumah dengan perasaan senang bercampur takut, dia senang Karena akhirnya mampu mengungkapkan semua isi hatinya pada Raiza, namun bingung karena takut mendapat jaaban yang menyakitkan dari Raiza. Walaupun dia tau bahwa itu adalah resiko mencintai seseorang, karena cinta tidak harus memiliki. Mampu mengatakan perasaannya pun sudah sangat membuatnya senang untuk saat ini.
Raiza juga kembali ke rumah dengan perasaan senang karena akhirnya bisa mendengar dari Dayan sendiri tentang isi hatinya padanya. Tapi dia bingung, harus menerima atau menolaknya?
“Hmm, aku bingung, gimana nih? “ cerita Raiza pada Anni temannya
“Gimana apanya?” Tanya Anni
“ Dayan, Ni Dayan!”
“Iya, Dayan kenapa?”
“Dia…. Mengutarakan isi hatinya sama aku Ni” Aku Raiza
“What, beneran nih?”
“Iya, benar, beberapa hari yang lalu”
“Trus?” Selidik Anni
“Kok kamu malah terus sih, aku bingung Ni harus jawab apa?”
“Oooo Tanya hatimu Za, kalau kamu suka ya terimalah, kalau ga suka, ya tolak aja baik-baik, gitu aja susah” jawab Anni dengan santai
“ Hmm okelah nanti aku pikirin lagi”
“ jangan kelamaan mikir, kamu nih apa-apa aku pikirin dulu, langsung jawab apa? “ gerutu Anni
“hahahhahaha kamu ni udah kaya apa aja ngomelin aku sambil cemberut gitu, yaa harus dipikirin lah, biar ga salah ambil keputusan” bela Raiza
“ ya udahlah terserah kamu, kamu tau yang terbaik untuk kamu sendiri”
“ Hohohohoho sahabatku ngambek ni?” goda Raiza
“Bukan ngambek, tapi Cuma memberi saran yang baik aja untuk sahabat”
“ oke oke sip sip, aku ikutin deh saran kamu temanku yang chubby, hahahhahaha”
“Huh, kamu, awas ya” sambil berlari mengejar Raiza.
**********
Seminggu kemudian akhirnya Raiza menjawab pertanyaan Dayan ditelepon, itupun karena Dayan menelepon, hehehehehe. Karena Raiza masih bingung mau mengatakan apa jika dia yang menelepon Dayan.
“Hallo, assalamu’alaikum Za”
“wa’alaikum salam Yan”
“Za, langsung aja ya, jawabannya apa?”
Raiza langsung bingung ditanya seperti itu oleh Dayan, dan hanya bisa diam
“Hallo Za, Za kamu masih disitu kan?”
“Eh iya iya, aku masih disini”
“Kok ga dijawab sih?” gerutu Dayan
“Hmm baiklah Yan aku menerimamu”
“Alhamdulillah, makasih Za, mudah-mudahan kita berjodoh ya Za”
“Amiiiiiiiiin”…..
**********
Hingga beberapa bulan Raiza belum membawa Dayan ke rumah, mereka hanya bertemu diluar sekedar makan dan ngobrol saja.
“Za, aku kapan boleh kerumah kamu Za?”
“Nanti ya, aku bilang ibu dulu ya”
“Hmm oke deh Za”
Raiza pelan-pelan bilang sang bunda bahwa ada seseorang ingin melamarnya, tapi Raiza kaget karena sang bunda menolaknya dan dengan keras mengatakan bahwa beliau tidak setuju dengan laki-laki yang ingin melamarnya. Raiza sungguh sedih mendengarnya, dan sejak saat itu Raiza menjauhi Dayan. Dan Dayan pun bingung mengapa Raiza tiba-tiba menjauhinya. Hingga akhirnya Dayan menelepon Raiza dengan no. Hp yang berbeda dan Raiza mengangkatnya.
[caption id="attachment_132286" align="aligncenter" width="280" caption="ladybugfreak.wordpress.com"][/caption]
“Za, jangan tutup teleponnya Za, please”
“Baiklah, kenapa Yan?”
“Kenapa kamu yang Tanya kenapa Za? Sedangkan harusnya aku yang Tanya kamu kenapa jauhin aku Za?”
“Hmm, ibu tidak mengizinkan aku sama kamu Yan, aku bingung disatu sisi aku mencintaimu, disatu sisi aku ingin berbakti pada ibuku dengan mengikuti keinginannya”
“Huff, baiklah Za, jika itu keinginanmu, aku tetap akan menunggumu dan akan selalu berdoa semoga Allah member kita petunjuk, karena aku yakin akan segala kehendak Nya Za, jodoh itu sudah diatur oleh Nya, kamu ga usah sedih lagi ya, aku ga papa”
“Alhamdulillah, benar Yan?” berusaha meyakini omongan Dayan
“Iya benar Za” Berusaha meyakinkan Raiza lagi
“Syukurlah, maafin aku dan ibuku ya Yan”
“Iya Za, Ingatlah Za Ridho orang tua adalah Ridho Allah”
“Iya aku percaya Yan”
[caption id="attachment_132289" align="alignleft" width="287" caption="Shutterstock"][/caption]
Dayan yakin akan segala keputusan dan kehendak Nya, sejak itu mereka tidak lagi mempersoalkan apakah mereka berjodoh atau tidak, mereka terus bersabar karena memang kesabaran itu tidak ada batasnya sampai keputusan untukberjodoh itu datang.
Dan jika mereka kelak tidak berjodoh pun mereka berusaha untuk tetap ikhlas menjalani apa yang telah Allah gariskan kepada mereka.
Tamat
Salam,
-RH-
Cerita sebelumnya :
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H