Minggu, 3 Maret 2024 lalu saya dan rekan-rekan kelompok PMM lainnya berkunjung ke sebuah perkampungan tradisional yaitu kampung adat cirendeu di kelurahan Leuwigajah, kecamatan cimahi selatan, Kota Cimahi, Jawa Barat.Â
Kampung ini terkenal dengan kampung pengolah singkong di Jawa Barat. Kami berkunjung ke kampung ini karena ingin tahu lebih mengenai adat istiadat kebhinekaan, dan berbagai ragam jenis olahan singkong.Â
Kampung ini adalah sebuah kampung adat wisata yang sering didatangi para wisatawan baik dari luar kota bahkan mancanegara.
Sesampainya dilokasi, kami disambut hangat oleh pemangku adat setempat. Ciri salam khas di kampung ini, yaitu saat mengucapkan "Sampurasun!" kemudian di jawab dengan "Rampes".Â
Selanjutnya kami di arahkan menuju rumah yang digunakan sebagai balai pertemuan di kampung ini, yaitu Imah Panggung.
Masyarakat Kampung Cireundeu terbiasa mengonsumsi singkong setiap harinya. Singkong diolah menjadi butiran layaknya nasi sebagai makanan pokok yang dikenalkan dengan nama "Rasi".Â
Rasi merupakan hasil terakhir dari pengolahan singkong menjadi tepung, dan renggining. Masyarakat Kampung Cireundeu tidak pernah mengkonsumsi nasi sama sekali, bukan karena tidak punya uang, melainkan karena adat turun-temurun.Â
Selain diolah sebagai makanan pokok pengganti nasi, olahan singkong lainnya juga mampu menciptakan berbagai jenis olahan dari singkong seperti kerupuk, opak, renggining, semprong (egg roll), berbagai olahan makanan basah, tepung, hingga dendeng dari yang rasanya menyerupai daging sapi walaupun terbuat dari kulit singkong.Â
Oleh karena itu, kampung ini terkenal sebagai kampung wisata dan kampung adat. Masyarakat kampung ini sangat ramah,mereka akan menjamu siapa saja yang datang dengan alasan apapun, di sini pengunjung diperbolehkan untuk mencicipi seluruh olahan yang mereka buat, dan diperbolehkan untuk melihat dan mempelajari lebih lanjut bagaimana cara pengolahannya.