Mohon tunggu...
Rahmi Afzhi Wefielananda
Rahmi Afzhi Wefielananda Mohon Tunggu... Freelancer - -

Daily Life || Economics || Fiction

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Persiapan Dasar Sebelum Menjadi Awardee LPDP

6 Agustus 2022   14:49 Diperbarui: 6 Agustus 2022   14:50 766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Artikel ini saya tulis tepat beberapa hari setelah pendaftaran beasiswa LPDP gelombang II tahun 2022 ditutup. Memang sudah terlambat apabila menargetkan tulisan ini untuk dibaca para calon penerima beasiswa yang mendaftar pada tahun ini, namun di saat yang sama juga bisa dikatakan bahwa ini adalah persiapan dini bagi calon penerima beasiswa yang bersiap untuk mendaftar di tahun 2023 atau tahun-tahun selanjutnya.

Sebelumnya, saya akan menjelaskan secara singkat mengenai beasiswa LPDP ini. Beasiswa LPDP adalah singkatan dari Beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan yang diberikan oleh Pemerintah RI di bawah Kementerian Keuangan RI. Pendaftarannya biasanya dibuka setiap dua kali dalam satu tahun. Gelombang pertama dibuka sekitar bulan Februari hingga April dan gelombang kedua dibuka sekitar bulan Juni hingga Agustus. Penerima beasiswa LPDP disebut sebagai awardee LPDP. Jadi, jangan bingung ya, jika di bagian selanjutnya saya akan lebih sering menyebutkan kata awardee.

Kebingungan dengan persiapan pra-pendaftaran, menjadi concern tersendiri yang sering dirasakan oleh para calon awardee. Bahkan sebenarnya, saya sendiri pun juga mengalami masalah seperti ini saat dahulu pertama kali mengikuti rangkaian tes beasiswa LPDP. Saya sempat gagal waktu pertama kali ikut pada tahun 2018. Hal ini terjadi karena saya masih benar-benar kurang persiapan dan hanya bermodal nekat untuk mendaftar. Namun, di balik kegagalan itu saya menemukan hal-hal yang harus saya perbaiki untuk pendaftaran di tahun selanjutnya. Alhamdulillah, di tahun 2019 saya lolos sebagai awardee LPDP.

Berikut ini adalah beberapa persiapan yang perlu dilakukan sebelum mengikuti rangkaian tes LPDP. Tentunya ini hanyalah berupa saran dari saya yang belajar dari pengalaman, bukan aturan baku yang wajib diikuti. Namun, meskipun begitu semoga dapat bermanfaat. Here we go!

Pastikan nilai IPK di atas 3.00

Batas IPK minimal untuk pelamar S2 adalah 3.00, sementara untuk pelamar S3 adalah 3.25. Buat calon awardee yang masih berkuliah, tetap terus perjuangkan nilai IPK-nya ya, jangan kasih kendor. Semangat!


Usahakan aktif di organisasi atau kegiatan komunitas

Tidak hanya organisasi kampus, namun kamu juga bisa aktif di organisasi luar kampus maupun komunitas-komunitas yang bermafaat lainnya. Boleh seperti organisasi di daerah tempat tinggal, komunitas menulis, komunitas seni, komunitas peduli lingkungan dan lain-lain. Intinya, ada softskill atau keterampilan yang bisa ditonjolkan dan tentunya bermakna positif serta bermanfaat untuk pembangunan diri dan masyarakat sekitar.

Bahasa Inggris, 'kudu wajib mesti' bisa

Pada tahap pertama atau tahap pemberkasan nanti, akan diminta sertifikat TOEFL. Untuk pilihan kampus dalam negeri, skor minimal adalah 500 untuk TOEFL ITP. Sementara untuk kampus luar negeri, skor minimal adalah 550 untuk TOEFL ITP. Nah, di sini letak kesalahan saya saat ikut pendaftaran LPDP pertama kali, yaitu nilai TOEFL ITP saya kurang dari 500. Mengambil pelajaran dari pengalaman tesebut, saya mengikuti kursus offline pembelajaran TOEFL selama 3 bulan.

Untuk kamu yang juga masih persiapan pada tahap ini, saya sarankan untuk juga mengikuti pembelajaran TOEFL dahulu sebelum mengikuti tes TOEFL sebenarnya, mengingat biaya tes TOEFL yang tidak sedikit. Tidak harus ikut kursus secara resmi, namun kamu juga bisa belajar dari ratusan video di internet maupun lewat buku-buku. Pahami bagaimana tips dan cara menjawab setiap bagian soal, bahas soal sebanyak mungkin, lakukan simulasi tes TOEFL gratis di internet, apabila sudah yakin bisa melewati skor yang diinginkan, barulah kamu bisa lakukan tes TOEFL ITP resmi yang biasanya dilaksanakan oleh lembaga-lembaga bersertifikasi.

Catatan juga, sebelum melakukan tes pastikan dahulu bahwa kamu sudah mengetahui tempat TES TOEFL yang tersedia di sekitar tempat tinggalmu beserta jadwal ujiannya. Hal itu karena tes TOEFL tidak tersedia setiap waktu, melainkan ada jadwal khususnya. Untuk pengumuman hasil ujian dan pemberian sertifikat pun juga membutuhkan waktu sekitar 2-4 minggu, sehingga manajemen waktumu sangat dibutuhkan. Jangan sampai mempersiapkan TOEFL ini mepet waktu pendaftaran LPDP.

Selain TOEFL ITP, sertifikat Bahasa Inggris lain yang bisa digunakan adalah IELTS. Namun, karena saya sebelumnya menggunakan sertifikat TOEFL ITP, maka dari itu saya hanya akan membahas mengenai TOEFL ITP pada tulisan ini.

Pastikan siapa pemberi rekomendasi

Kamu harus pastikan dari sekarang, siapa saja yang berkemungkinan bisa menjelaskan mengenai diri dan prestasimu selama ini. Pemberian rekomendasi bisa dari dosen di kampus sebelumnya, baik pembimbing akademik, dosen yang pernah mengajar maupun dosen pembimbing tugas akhir. Bisa juga pimpinan di tempat bekerja dan juga tokoh masyarakat. Apabila sudah dipersiapkan dari sekarang, kamu bisa lebih mudah untuk menghubungi pihak-pihak yang akan memberikan rekomendasi ini nantinya.

Memastikan topik penelitian dan rencana pasca-kuliah

Salah satu hal yang penting ketika mendaftar beasiswa LPDP adalah mengetahui penelitian seperti apa yang akan kamu tulis dan lakukan ketika telah berkuliah. Kamu harus fokuskan topik penelitianmu sesuai dengan jurusan kuliah yang akan dimasuki, beserta latar belakang dan tujuannya untuk Indonesia. Kamu bisa persiapkan terlebih dahulu proposal singkat seperti alasan memilih topik tersebut dan bagaimana rencana penelitiannya. Selain itu, rencana dan tujuan yang akan dicapai setelah berkuliah pun juga sudah harus dipikirkan. Seperti misalnya apa jenjang karir yang akan dipilih setelahnya, langkah apa yang akan dilakukan setelah wisuda, dan apa kontribusi yang bisa kamu berikan untuk Indonesia ke depannya.

Mempersiapkan LoA

LoA atau Letter of Acceptance merupakan surat tanda diterimanya calon awardee di suatu kampus. Untuk kampus di dalam negeri, kamu bisa mengikuti tes yang telah dijadwalkan oleh masing-masing universitas. LoA univesitas dalam negeri biasanya berupa bukti bahwa kamu sudah melalui rangkaian tes masuk universitas tersebut dan telah dinyatakan lolos.

Untuk kampus di luar negeri,  kamu bisa menghubungi supervisor di masing-masing kampus yang bisa dilihat melalui web universitas yang ingin kamu tuju. Biasanya supervisor yang dipilih disesuaikan bidangnya dengan penelitian yang akan kamu lakukan. Oleh karena itu, persiapan dan perencanaan penelitian sangatlah penting. LoA dari kampus luar negeri biasanya didapatkan setelah supervisor menerima kamu secara resmi sebagai mahasiswa bimbingannya.

Nah, satu kabar melegakan dari persiapan LoA ini adalah kamu tidak harus memiliki LoA sebelum mendaftar beasiswa LPDP. Kamu masih diberi kesempatan untuk mendapatkan LoA hingga maksimal satu tahun setelah kamu dinyatakan lolos sebagai awardee. Tapi saran saya, alangkah lebih baiknya jika sudah memiliki perencanaan terhadap universitas yang akan dituju serta mendapatkan LoA as soon as possible.

Memahami isu-isu terkini

Kamu harus tahu setidaknya isu-isu yang terjadi baik di Indonesia maupun dunia. Apabila tidak sempat menonton berita, kamu juga bisa mengikuti portal-portal berita maupun akun-akun yang membagikan berita terbaru dengan tampilan yang menarik untuk dibaca. Seperti salah satu contohnya adalah akun @catchmeupid di twitter. Pemahaman dan pendapatmu terhadap isu-isu terkini juga akan diuji biasanya pada tahap Seleksi Berbasis Komputer atau tahap seleksi setelah dinyatakan lulus administrasi.

Ikuti sosial media LPDP dan lembaga yang terkait

Agar tidak ketinggalan info, kamu bisa mengikuti sosial media LPDP maupun sosial media kampus yang akan kamu tuju untuk mengetahui informasi seputar jadwal seleksi dan pendaftaran.

Dari beberapa hal yang saya jelaskan di atas, semoga bisa membantu para calon awardee agar tidak lagi kebingungan untuk memulai langkah persiapan pendaftaran beasiswa LPDP. Pesan saya, apabila kamu sempat mengalami kegagalan, entah itu dalam persiapan tes bahasa Inggris, tes masuk universitas, maupun tes daftar LPDP sendiri, jangan menyerah. Mungkin mudah untuk mengatakan agar tidak menyerah, padahal faktanya sulit untuk menerima ketika kegagalan itu terjadi. Tapi tetap pertahankan tekad dan belajar dari kegagagalan sebelumnya. Saya sendiri juga mengalami kegagalan itu. Saya mengikuti tes TOEFL ITP berkali-kali karena belum mencapai target batas minimal, gagal dalam ujian masuk universitas yang sehingga harus mengulang lagi di tahun berikutnya, bahkan saya juga gagal tes di tahap administrasi saat mendaftar LPDP untuk pertama kali.

Jangan lupa selalu berdoa, berusaha sebaik mungkin, dan minta restu kedua orangtua. Good luck!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun