Mohon tunggu...
Rahma Ahmad
Rahma Ahmad Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Travel Blogger

Lulusan arsitektur yang pernah melenceng jadi jurnalis dan editor di Kompas Gramedia. Pengarang buku 3 Juta Keliling China Utara dan Discovering Uzbekistan. Penata kata di www.jilbabbackpacker.com.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Anak dengan Imunokompromais, Gimana Cara Imunisasinya?

13 April 2023   22:35 Diperbarui: 20 April 2023   04:48 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dina Muktiarti dari Komnas PP KIPI

Lupus.

Penyakit autoimun ini diderita ibu saya sejak saya duduk di semester empat, dua puluh tahun lalu. Walaupun yang diderita "hanya" Lupus Eritematosus Diskoid (DLE) yang menyerang kulit dan tidak menyerang organ dalam, namun tetap saja pola hidup dan segala hal yang masuk ke dalam tubuh ibu saya harus benar-benar diperhatikan.

Termasuk soal vaksin. Setiap kali akan berangkat umrah, ia harus memeriksakan diri ke dokter untuk memastikan kondisinya baik-baik saja dan dapat menerima vaksin ini. Pun saat akan mendapat vaksin Covid. Dokter bahkan meminta melakukan beberapa tes sebelum dinyatakan boleh divaksin Covid.

Imunokompromais

Dalam istilah kedokteran, penyakit Lupus ini termasuk dalam immunocompromised/Imunokompromais atau orang-orang yang memiliki masalah pada kekebalan tubuh. Orang-orang yang sistem kekebalan tubuhnya rusak atau tidak efektif ini  tidak dapat menghentikan invasi dan kolonisasi benda asing, termasuk virus penyakit. Anak-anak pun bisa mengalami Imunokompromais sehingga mereka lebih rentan terkena infeksi dibanding anak-anak lainnya. 

Apa penyebabnya? Dilansir dari pemaparan Dina Muktiarti dari Komnas PP KIPI pada Pekan Imunisasi Dunia PID 2023, Imunokompromais ini bisa disebabkan dua hal yakni: 

  • Penyebab primer berupa kelainan genetik yang sudah dibawa dari lahir. 
  • Penyebab sekunder yakni berupa paparan dari luar.  Bisa berupa infeksi karena terpapar HIV, sedang menjalani pengobatan misalnya  kemoterapi atau imunosupresan (pengobatan untuk menekan kekebalan tubuh) . Atau bisa juga disebabkan oleh kondisi lain, misalnya malnutrisi pada anak. 

Apakah Imunokompromais Boleh Divaksin dan Diimunisasi?

Orang-orang yang menderita Imunokompromais bukan berarti tidak bisa divaksin, namun perlu mendapat perhatian lebih khusus. Begitu pun pada anak. 

Anak-anak yang mengalami Imunokompromais bisa dan penting mendapatkan  imunisasi karena mendapatkan imunisasi merupakan hak setiap anak, termasuk pada anak dengan imunokompromais. Selain itu, anak-anak penyandang imunokompromais lebih rentan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). 

Meskipun respons imunitas terhadap imunisasi lebih kecil dibandingkan dengan anak yang sehat, namun manfaat imunisasi masih tetap diperoleh dan memiliki manfaat yang sama.

Bagaimana Cara Pemberian Imunisasi yang Tepat?

Menurut Dina Muktiarti, anak dengan imunokompromais dapat diberikan imunisasi rutin dengan jadwal hampir sama dengan jadwal pada anak sehat lainnya. Misalnya bayi baru lahir (usia kurang dari 24 jam) berhak mendapatkan imunisasi hepatitis B (HB-1). Usia 0—1 bulan: Polio 0 dan BCG, usia 2 bulan: DP-HiB 1, polio 1, hepatitis B 2, rotavirus, PCV, dan seterusnya. 

Namun yang perlu diperhatikan benar adalah jenis vaksinnya. Seluruh jenis vaksin mati (non-live) aman dan dapat diberikan pada anak penyandang imunokompromais. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun