Mohon tunggu...
Rahmayani rahmayani
Rahmayani rahmayani Mohon Tunggu... -

NAMA: RAHMAYANI NIM: E1S014045 PRODI: PENDIDIKAN SOSIOLOGI

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Belajar Sosiologi dengan Menggunaan Peranan dari Multi Media

2 April 2015   11:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:38 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BELAJAR SOSIOLOGI DENGANMENGGUNAAN PERANAN DARIMULTI MEDIA


Berdasarkan pengamatan selama ini proses pembelajaran di sekolah guru menggunakan metode konvensional.Metode yang dipilih haruslah relevan dan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai tentunya dalam SK dan KD. Biasanya dalam metode ini guru berceramah saja di kelas, siswa cenderung menjadi pendengar saja. Metode yang demikian sering mebuat peserta didik merasa bosan, mengantuk, bahkan tidak berminat untuk mengikuti pelajaran. Peserta didik yang hanya mendengarkan ceramah guru menyebabkan kurangnya keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar, di mana aspek psikomotorik dan afektif peserta didik tidak berjalan dengan baik. Seiring dengan bergantinya kurikulum saat ini lebih mengedepankan pada keaktifan peserta didik dan keikutsertaan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar. KTSP yang lebih ditekankan adalah penilaian efektif dan psikomotorik peserta didik. Untuk itu diperlukan adanya media pembelajaran yang tepat dan menyenangkan bagi peserta didik.

Berbagai mata pelajaran yang diberikan di SMA salah satu yang dianggap kurang menyenangkan adalah Sosiologi. Dengan metode yang konvensional mata pelajaran menjadi sesuatu yang membosankan, kegiatan pembelajaran hanya dikuasai oleh guru saja. Di sana tidak terjadi interaksi yang intens antara guru dan peserta didik. Kurikulum tingkat satuan pendidikan menuntut adanya interaksi antara guru dan peserta didik, dimana peserta didik terlibat atau ikut serta dalam proses pembelajaran di sekolah. Dapat dikatakan bahwa dalam proses pembelajaran KTSP peserta didik dituntut untuk aktif dan ikut serta didalamnya. Sumber pembelajaran bukan hanya berasal dari guru namun peserta didik juga dapat menjadi sumber dalam proses pembelajaran.Sosiologi sebagai mata pelajaran yang dirasa membosankan bagi siswa di sekolah harus dengan segera para guru mencari solusi untuk mengubah akan hal tersebut. Pada dasarnya mata pelajaran Sosiologi merupakan mata pelajaran yang penting di sekolah. Sosiologi juga merupakan salah satu mata pelajaran yang di UAN kan ditingkat SMA. Dengan hal yang demikian diharapkan guru dapat memotivasi siswa dalam mata pelajaran Sosiologi dengan tujuan memperoleh hasil yang memuaskan pada ujian nasional. Dengan proses belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan bagi siswa diharapkan dapat mempengaruhi minat belajar yang baik demi hasil yang memuaskan.

Salah satunya adalah dengan meningkatkan belajar Sosiologi siswa yang merupakan salah satu pelajaran yang masuk dalam ujian nasional. Penggunaan metode atau cara tertentu siswa dapat tertarik untuk belajar dan dapat meningkatkan prestasi belajar maupun prestasi sekolah. Salah satu metode yang dapat dilaksanakan adalah dengan menggunakan metode pembelajaran example non-exampleata/ dengan menggunakan multimedia dan multi metode. Media pembelajaran sangatlah beragam, berbagai macam media dapat digunakan sebagai penunjang dalam aktivitas belajar mengajar di sekolah karna Pembelajaran adalah proses rangsangan dan gerak balas siswa. Dalam rangsangan itu terkandung pesan intelektual, emotif dan afektif. Pesan akan lebih mudah ditangkap oleh siswa apabila tersajikan melalui media empirik yang beranekaragam, Pada dasarnya banyak sekali jenis- jenis media pendidikan diantaranya media pandang  dan gerak. Yang pertama ialah media video/film yang meliputi Media pandang dengar diam / slide suara, Media dengar semi gerak radio / rekaman audio bersinyal, Media pandang gerak / film tak bersuara, Media cetak / bahan ajar, majalah ilmiah, koran dll.Dengan film/video seorang guru dapat menyajikan informasi,memaparkan proses, menjelaskan konsep- konsep yang rumit, mengajarkan ketrampilan, menyingkat dan memperpanjang waktu dan mempengaruhi sikap. Selain itu juga seperti, slide, foto, grafik serta diagram. Dari media inilah siswa terpacu untuk mengeluarkan ide, konsep atau membantu mereka mencerna sesuatu yang abstrak.
Dengan fasilitas empirik itu sesuatu yang abstrak atau bersifat historis direduksi pada suatu kenyataan yang bisa diinderai. Dengan demikian, persepsi temporal dan kebutuhan untuk mempelajarinya bisa muncul. Apabila siswa dilengkapi dengan insentif
/media pembelajarn yang memadai maka kemampuannya untuk berasosiasi dan beradaptasi pun dapat diperoleh dengan segera.
Berkaitan dengan aktualisasi fasilitas empirik ini, tidak ada salahnya bagi guru untuk menjadikan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam masyarakat sebagai topik aktual dalam pembelajaran. Hal ini penting dilakukan agar siswa berimpresi positif bahwa sebenarnya pengetahuan itu bisa diperoleh lewat lingkungan sekitarnya, dan bahkan pengetahuan itu terjadi dan sudah ada dalam dirinya. Yang harus mereka lakukan sekarang adalah memposisikannya secara konseptual dan tercerna dalam strata . Agar hal ini bisa terjadi maka guru perlu mempersiapkan skenario pembelajaran yang tepat dan sesuai.
Di bawah ini diberikan salah satu contoh pembelajaran yang menggunakan strata intelektual dan multimedia. Sebelum guru tampil di depan siswanya, guru sudah memikirkan atau memiliki konsep tertentu tentang topik yang ingin dibahas. Konsep itu tidak lain berupa sasaran kompetensi dan suasana yang ingin dibangun dalam pembelajaran. Dalam bahasa khas standarisasi nasional disebut dengan istilah RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) berupa penetapan indikator pencapaian kompetemsi dan tujuan pembelajaran dari suatu topik bahasan. Misalnya, suatu topik mengenai Dampak-Dampak Negatif dari perubahan sosial
.Guru dapat menggunakan pendekatan rasional atau fungsional untuk topik ini karena selain guru menyampaikan konsep atau teori yang harus dicerna oleh siswa, guru juga menginginkan perilaku tertentu yang harus dimiliki oleh siswa, seperti aktivitas membaca koran/majalah atau mengangkat situasi-situasi hidupnya. Dalam pembelajaran, guru boleh menggunakan tiga metode sekaligus yaitu metode ceramah, diskusi dan tugas. Tentu saja guru harus terlebih dahulu mencari referensi buku, media massa dan pengalaman-pengalaman aktual pada lingkungan sekitarnya.
Pada sesi pembahasan guru dapat menyajikan informasi mengenai perubahan sosial, seperti pengertiannya, faktor penyebab urbanisasi, contoh-contoh mengenai dampak positif dan negatif perubahan sosial. Uraian itu disajikan terstruktur, singkat dan jelas.
Untuk membangkitkan perhatian dan menarik minat siswa maka sebelum memulai topik itu, terlebih dahulu disajikan gambar, foto, film atau slide yang berhubungan dengan dampak-dampak negatif perubahan sosial. Guna merangsang ingatan dan pengetahuan siswa, mereka diberi kesempatan untuk berkomentar atau menyampaikan tanggapannya masing-masing terhadap apa yang disajikan itu. Guru kemudian menghubungkan realitas atau kesan inderawi itu dengan topik bahasan yang ingin dipelajari. Setiap jawaban yang diberikan selalu ditanggapi dengan penguatan materi yang tepat.
Dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses komunikasi guru dengan siswa, begitu sebaliknya, namun jika proses ini hanya berjalan searah saja maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai. Proses pembelajaran merupakan proses yang melibatkan guru dengan semua komponen tujuan, bahan, metode, dan alat serta penilaian.
Jadi pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh- pengaruh psikologi terhadap siswa. Seperti yang kita lihat Setiap penggunaan media pembelajaran juga memiliki tujuan yaitu seperti Sebagai ilustrator yaitu berperan menggambarkan masalah secara jelas, Mampu menunjukan gambaran hidup (animasi), Mewujudkan terjadinya perubahan kearah perbaikan (transformasi).Adapun yang dimaksud dengan tujuan pembelajaran ialah membantu siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan merubah tingkah laku siswa baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Perubahan tingkah laku yang dimaksud meliputi pengetahuan yang menuju ke arah yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun