Mohon tunggu...
Tati Rahmawati
Tati Rahmawati Mohon Tunggu... Apoteker - apoteker komunitas

Apoteker praktisi yang berpraktik di Cilegon. Selain di dunia kesehatan juga menyukai kegiatan kerelawanan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Jangan Asal Konsumsi, Begini Tips Aman Sebelum Membeli Obat Herbal

6 September 2020   15:05 Diperbarui: 7 September 2020   02:42 1838
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Vitamin (Sumber: Dokumentasi pribadi)

"Ada obat ini, Mbak?", tanya seorang pembeli yang datang ke apotek seraya menunjukkan layar gawainya yang memuat foto obat Deksametason.

Selama masa pandemi beberapa pembeli datang ke apotek menanyakan obat yang sama. Mereka mendapatkan informasi seputar kegunaan obat tersebut dari internet, termasuk berbagai media sosial.

Duh, ini adalah efek dari pemberitaan di berbagai media tentang Deksametason yang dianggap sebagai obat untuk mencegah dan menyembuhkan penyakit akibat virus Corona.

Sebelum Deksametason, beberapa waktu sebelumnya juga terjadi hal serupa. Masyarakat mencari Klorokuin, obat yang biasa digunakan sebagai anti malaria. 

Efek samping penggunaan obat ini dapat menimbulkan kebutaan akibat pendarahan di sekitar retina mata. Belum lagi detak jantung yang tiba-tiba tidak teratur. Semua ini dapat menyebabkan kematian. Mengerikan bukan?

Baik Deksametason mau pun Klorokuin adalah kelompok obat dengan logo huruf K. Artinya obat ini masuk dalam golongan obat keras yang untuk mendapatkannya harus dengan resep dokter dan tentu saja sesuai dengan diagnosa.

Namun, justru obat-obat ini banyak diburu masyarakat. Mereka datang ke apotek untuk membeli lalu mengkonsumsinya untuk mencegah virus Corona. Bahkan ada teman yang melakukan itu, karena berdasarkan informasi yang dibacanya, obat-obat ini mampu mencegah masuknya virus Corona ke dalam tubuh.

Pelanggan membeli obat (Sumber: Dokumentasi pribadi)
Pelanggan membeli obat (Sumber: Dokumentasi pribadi)
Informasi seputar kegunaan obat-obatan tersebut terhadap virus Corona, jika kita baca dengan saksama baru sebatas penelitian dan pengalaman (empiris). Belum dinyatakan secara resmi, karena suatu obat dirilis dengan kegunaan atau indikasi tertentu harus melalui berbagai pengujian. 

Di Indonesia, hal seperti ini menjadi wewenang dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Jadi kita harus hati-hati dengan banyaknya klaim dan berita bombastis yang menyatakan suatu obat memiliki kegunaan sebagai obat anti Corona.

Lalu, bagaimana dengan obat herbal? 

Hal ini pun berlaku untuk obat tradisional atau obat herbal. Klaim yang berlebihan terhadap obat herbal pun kita jumpai di masa pandemi ini. Perburuan terhadap suatu obat herbal terjadi. 

Bahkan kita mendengar, beberapa herbal tiba-tiba hilang dari pasaran dan melambung tinggi harganya. Kapsul Jinten hitam, jahe, kunyit, sempat menghilang dari etalase apotek.

Lalu bagaimana seharusnya bersikap dalam menggunakan obat-obatan di saat seperti ini? Berikut, ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar kita terhindar penggunaan obat yang keliru atau tidak tepat.

Obat (Sumber: Dokumentasi pribadi)
Obat (Sumber: Dokumentasi pribadi)
Pertama, konsultasikan obat yang ingin Anda konsumsi kepada apoteker. Jangan mudah percaya terhadap informasi yang beredar. Sering kali, informasi yang beredar tidak utuh. Bahkan banyak masyarakat yang hanya membaca judul beritanya saja, tanpa membaca isi berita.

Kedua, dapatkan obat dari sarana yang legal. Apotek adalah tempat untuk menyalurkan obat-obatan. Keamanannya terjamin, karena apotek mendapatkan obat-obatan dari sumber resmi.

Ketiga, selalu ingat KLIK saat akan membeli obat. KLIK yang dimaksud di sini adalah cek cemasan terlebih dahulu sebelum membeli. Lalu perhatikan label yang ada. Di dalam label pastikan tercantum komposisi dari obat tersebut. Jangan membeli obat yang tidak ada komposisinya. 

Langkah selanjutnya adalah selalu cek Izin edar. Obat yang beredar di masyarakat harus memiliki izin edar yang dikeluarkan oleh BPOM, tanpa kecuali. Obat tradisional pun harus ada izin edarnya. 

Hati-hati pula terhadap obat impor. Jika tidak ada izin edar dari BPOM, maka obat tersebut masuk dalam kelompok obat ilegal. Dan yang terakhir adalah cek kedaluwarsa, karena semua obat sekalipun obat tradisional harus ada batas kedaluwarsa.

Kita harus lebih hati-hati dalam kondisi seperti ini. Ada saja oknum yang memanfaatkan kepanikan yang terjadi pada masyarakat. Waspada dan tanyakan kepada apoteker jika Anda akan menggunakan obat. 

Alih-alih ingin sehat dan terhindar dari virus Corona, Anda konsumsi obat secara sembarangan. Akibatnya bukan sehat yang didapat melainkan efek samping akibat penggunaan obat yang tidak tepat.

Vitamin (Sumber: Dokumentasi pribadi)
Vitamin (Sumber: Dokumentasi pribadi)
Ingat, hingga saat ini belum ada pemberitahuan secara resmi baik dari BPOM maupun Badan Kesehatan Dunia seputar obat yang kegunaannya untuk mencegah atau menyembuhkan Covid-19. Yang perlu kita lakukan saat ini adalah menjaga kesehatan.

Konsumsi vitamin atau suplemen untuk membantu meningkatkan daya tahan tubuh dianjurkan, namun tetap sesuai aturan. Vitamin dan suplemen sifatnya membantu dan digunakan secukupnya sesuai anjuran, jangan berlebihan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun