Tantangan Paman yang Kedua
Oleh : Rahmawati Taufik
Sepulang sekolah Zikra dikagetkan dengan kedatangan pamannya. Semenjak kegagalan Zikra berlibur ketempat pamannya di padang tiga tahun yang lalu, selama itu pula tidak ada kabar berita tentang pamannya. Jarak yang jauh dan keterbatasan alat komunikasi waktu itu, seakan-akan telah meredupkan lentera persaudaraan  keluarga Zikra dan pamannya yang berada jauh di kota Padang.
Bagaikan mimpi Zikra mendapat kado kebahagiaan dengan kedatangan paman di rumahnya siang itu. senyum kebahagiaan terpancar di wajah Zikra sembari mengajungkan tangan bersalaman dengan pamannya, Zikra berkata,"kapan  paman datang dan mana tante beserta adik-adik?.'' Paman pun menerima ajuan tangan Zikra. "Paman hanya pulang sendiri," Jawab Paman pelan.  Â
"Gimana sekolah Zikra dan sudah kelas berapa Zikra sekarang." Paman pun bertanya. "Alhamdulillah di sekolah Zikra selalu mendapat rengking tiga besar  dan Zikra sekarang sudah kelas tiga SMP." Sahut Zikra dengan senangnya.
Zikra pun mempertanyakan ketidak hadiran pamannya waktu liburan naik kelas enam, 3 tahun yang lalu. "Paman!, kemaren waktu naik kelas 6, Zikra sudah nungguin paman mau berlibur ke padang. Paman kan janji mau ngajak Zikra berlibur ke Padang kalau Zikra Juara I, kenapa paman ngak datang waktu itu." Â Zikra bertanya dengan penuh tanya. "emangnya waktu itu Zikra juara I." ungkapan paman dengan nada kurang yakin. " tanya dech sama ibu.. di sekolah Zikra hanya beberapa kali juara 2 atau pun juara 3. Zikra lebih sering juara I." penjelasan Zikra dengan bangganya. Dan paman pun menjelaskan ketidak datangannya, Â "waktu libur itu kebetulan paman ditugaskan mengikuti diklat ke Jakarta, jadi paman ngak bisa jemput Zikra. Maafkan paman ya!."
 "Lalu kapan lagi
 Zikra paman ajak ke padang." Kembali Zikra bertanya. "Besoklah kalau sudah libur naik kelas" jawaban paman. "Paman... sekarang Zikra kan sudah kelas 3, mana lagi ada libur naik kelas, kalau Zikra sekolah di Padang gimana?." Ungkapan  Zikra tampa rencana. "boleh.. asalkan Zikra memperoleh nilai yang tinggi, di padang kalau luar rayon nilai yang diterima lebih tinggi dari yang dalam rayon." Penjelasan paman pada Zikra. "benarkah paman mau mengajak Zikra bersekolah di Padang." Jawaban Zikra dengan penuh kegembiraan.
Semenjak kedatangan dan tantangan pamannya, Â Zikra semakin giat belajar. Hari berganti hari, bulanpun berganti tahun. Datanglah waktu yang ditunggu-tunggu Zikra. Pengumuman hasil ujian EBTA dan EBTANAS waktu itu sudah keluar. Zikra pun Kembali mendapatkan nilai terbaik. Dengan begitu tantangan paman jika nilai tinggi mendaftar di padang bisa dilakukan. Namun ayah dan ibu Zikra tidak membolehkan Zikra sekolah di Padang Bersama pamannya dengan alasan jauh dan tak enak merepotkan keluarga paman.Â
Walaupun ayah dan ibu Zikra tidak mengizinkan namun Semangat Zikra untuk sekolah di Padang tidak surut sedikitpun. Zikra selalu membujuk ayah dan ibu nya supaya diizinkan bersekolah di Padang. Ayah berkata, "sekarang lebih baik Zikra mendaftar dulu ke SMA yang ada di sisni, nanti kalau Zikra dijemput Paman, Zikra boleh mendaftar juga di Padang."
Keesokkan harinya Zikra pun mendaftar di SMA paforif di kotanya. Dua hari setelah itu paman Zikra pun datang. Dengan berat hati  dan penuh keraguan ayah dan ibu Zikra melepas kepergian Zikra dan pamannya menuju kota padang.
Setelah sampai di rumah paman ternyata Winda saudara sepupu Zikra juga bersekolah di Padang. Waktu itu sudah naik kelas dua SMA. Dengan muka yang kurang bersahabat Zikra disambut oleh saudara sepupunya itu. keesokan harinya atas perintah paman, Zikra pun di antar Winda mendaftar di SMA yang jaraknya tidak begitu jauh dari tempat tinggal paman.
Seminggu setelah berada di padang, Zikra pun pulang ke kampung karena pengumuman diterima atau tidaknya masih lama. Setelah di kampung...... (bersambung...)
Dharmasraya, 13 November 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H