Film ini menceritakan tentang berbagai kejadian mistis yang dialami enam mahasiswa ketika menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) di sebuah desa terpencil yang telah mendapat izin dari orang tua masing-masing. Film ini diangkat berdasarkan kisah nyata yang sempat viral pada 2019 lalu. Kegiatan mereka di desa tersebut awalnya berjalan lancar, namun lama kelamaan, salah satu diantara mereka ada yang mengalami serangkaian kejadian mistis.
Cerita KKN di Desa Penari aslinya dikisahkan dalam beberapa sudut pandang, sehingga membuat satu naskah film utuh menjadi begitu sulit dilakukan. Namun yang pasti, pengembangan dan modifikasi cerita di film ini minim. Hanya ada beberapa perubahan untuk menyesuaikan format cerita layar lebar.Â
Selain itu, beberapa adegan di sejumlah bagian dibuat menjadi dramatisasi atau dibuat sebagai daya tarik penonton yang baru. Sayangnya, perubahan adegan yang ditambahkan dalam film ini tetap saja terkesan secara keseluruhan tak terlihat sebagai cerita yang utuh. Akan tetapi saya ragu hal itu terjadi pada mereka yang belum pernah membaca, atau hanya sekadar melihat sekilas, atau pun seutuhnya lupa dengan cerita utas Twitter itu.
Pesan moral yang dapat dipetik pada film ini yaitu, pertama jika tidak percaya degan hal mistis hormati adat istiadat setempat, serta menerapkan budaya silaturahmi, pada film ini digambarkan sangat minimnya silaturahmi mahasiswa dengan masyarakat setempat. Kurang berkomunikasi dengan penduduk setempat untuk bertanya-tanya sekilas tentang tempat tinggal yang baru ditempati.Â
Selain itu, harus beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Kedua, menggunakan logika dan akal sehat, mengenai perasaan cinta dengan menyukai lawan jenis. Pada konflik film ini tokoh Bima melakukan segala cara agar tokoh Widya menyukainya.
 Ketiga, pentingnya mengutamakan kelompok, pada film KKN Di Desa Penari bagian akhir hubungan kelompok menjadi renggang karena suatu permasalahan besar. Seharusnya dapat menjunjung tinggi rasa kebersamaan di manapun tempatnya.
 Keempat, mengutamakan tata krama, beberapa mahasiswa di film KKN di Desa Penari masih ada yang bersikap tidak sopan santun. Kelima, jangan egois melakukan pengabdian masyarakat dengan memaksa Lurah demi kepentingan pribadi dengan mengatasnamakan KKN.Seperti pada filmnya, Ayu memaksa Pak Prabu untuk mengizinkan dia dan teman-temannya melakukan KKN di desanya.Â
Keenam, menjaga sikap, saat menumpang di rumah warga setempat jangan menggunakan kebiasaan seperti di rumah, seperti yang ada di film KKN di Desa Penari, Ayu menggunakan baju yang terlalu seksi. Ketujuh, harus dapat berpikir sebelum bertindak, seperti pada filmnya Bima diminta melayani sang penari, kemudian Bima mengiyakan permintaan tersebut demi Widya yang dililit ular.Â
Kedelapan, cinta harus berjalan dengan logika, dalam filmnya Ayu tertarik pada Bima. Ayu memanfaatkan selendang Barawuhi untuk bercinta dengan Bima. Kesembilan, fokus terhadap tujuan, dalam menyelesaikan tugas KKN sebagai mata kuliah, seharusnya mengerti akan tugas dan tanggung jawab bukan mementingkan kepentingan pribadi.
Itulah nilai moral yang terdapat di film KKN di Desa Penari. Semoga kita semua senantiasa dilindungi oleh Allah dan senantiasa menjaga tata krama di tempat yang di sakralkan maupun tempat yang baru di datangi. Selain itu semoga menjadikan pelajaran yang dapat dipetik oleh masyarakat khususnya remaja-remaja untuk bersikap sopan santun di manapun tempatnya.
Film KKN di Desa Penari sangat fenomenal, namun bukan berarti menjadi sinyal bangkitnya industri film. ketika viral thread Twitter Simpleman memengaruhi pembaca untuk melihat visualisasi dari kisah itu. Khalayak penasaran dan berburu visual untuk memuaskan kebutuhan hiburannya.Â
Maka tidak heran penelusuran Desa Penari di Youtube mendapat view tinggi. Meski begitu, antusiasme netizen Twitter tetap tinggi. Bahkan, para pembaca terhanyut dengan kisah horor tersebut. Hal ini berkaitan dengan psikologi manusia yang cenderung menyukai hal yang menyeramkan.Â
Inti dari pesan moral film KKN di Desa Penari adalah seperti orang yang bertamu di satu tempat harus menjaga tata krama, dengan menjaga sikap dan perkataan apapun. Film KKN di Desa bisa kita jadikan pembelajaran bukan hanya sekedar ditonton saja.
Viralnya kisah tersebut merupakan fenomena budaya yang menarik untuk dikaji karena terbukti bagaimana pembaca berperan besar dalam memberikan makna dan menginterpretasi teks sehingga cerita KKN di Desa Penari menjadi dikenal olehlebih banyak pembaca. Kegemaran manusiauntuk ditakut-takuti, kepercayaan merekapada hal-hal gaib, dari media sosial merupakan sedikit dari faktor-faktor pendukung terjadinya situasi tersebut
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H