Mohon tunggu...
Rahmawati
Rahmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pembelajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengkaji Konsep Tri Hita Karana dalam Ritual Ngayu Ayu oleh Masyarakat Desa Sembalun, Lombok Timur

6 November 2024   02:06 Diperbarui: 6 November 2024   02:26 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Sumber foto: Facebook BPPD Lombok Timur

Ritual Ngayu-Ayu dilakukan oleh masyarakat adat Kawedanan Sasak di Bale Adat Desa Sembalun Bumbung Kecamatan Sembalun Bumbung Lombok Timur NTB. Upacara adat ini dilaksanakan setiap tiga tahun sekali dan konon dilaksanakan secara turun temurun sejak 600 tahun silam. Ritual Ngayu Ayu merupakan sebuah ritual adat yang dianggap sakral oleh masyarakat setempat karena dianggap berhubungan dengan sang pencipta. 

Ritual Ngayu Ayu dilakukan sebagai bentuk peringatan seluruh rangkaian sejarah, sebagai penghormatan atas leluhur sekaligus komitmen memelihara kelestarian alam dan tolak bala. Jadi secara sederhana Ngayu Ayu dapat diartikan sebagai suatu upacara mengumpulkan air dari 13 mata air dengan tujuan menjaga marwah leluhur dan memelihara keutuhan Gumi Paer. Acara ini juga dihadiri oleh sejumlah tamu undangan, termasuk raja, sultan, dan ratu dari beberapa daerah di dalam maupun di luar negeri.

Ngayu Ayu dalam kaca mata Islam diartikan sebagai sifat-sifat Allah SWT, dimana Hayyu artinya Hidup dan Qoyyum berarti kuat dan berdiri sendiri. Sehingga Ngayu Ayu dapat diartikan sebagai suatu upacara, untuk menghidupkan dan menguatkan nilai-nilai spiritual adat Gumi Sembalun. 

Ritual adat ini dilaksanakan sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah swt karena telah di berikan kesuburan tanah, kelimpahan hasil bumi, dan terhindar dari bencana. Melalui ritual ini masyarakat diharapkan terhindar dari segala macam penyakit. Oleh sebab itu, masyarakat Sembalun memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk sejarah terciptanya ritual Ngayu Ayu serta menjadikan proses ritual Ngayu Ayu sebagai wadah untuk menjaga keseimbangan alam di sekitarnya.

Proses ritual adat Ngayu Ayu berlangsung selama dua hari. Di hari pertama, pengumpulan air dari tujuh sumber mata air yang mengalir yang dimanfaatkan oleh masyarakat Sembalun. Air tersebut didiamkan selama satu malam di rumah-rumah ketua adat. Keesokan harinya dikumpulkan menjadi satu di makam adat yang terletak di sebelah barat Lapangan Sembalun Bumbung. Sebelum ritual dimulai, alat dan bahan disiapkan terlebih dahulu agar uoacara berjalan dengan lancar. 

Berikut alat dan Bahan yang digunakam untuk upacara Ngayu Ayu antara lain:

  • Kerbau hitam yang harus memenuhi kriteria tanpa cacat fisik dan belum pernah kawin. Kerbau tersebut akan disembelih, dengan penyembelihannya hanya boleh dilakukan oleh laki-laki. Setelah kepala kerbau diputus dari badannya dan dipancung tiga kali, kepala kerbau ditanam di ujung desa menghadap barat daya sebagai simbol perlindungan Desa Sembalun. Sisa dagingnya kemudian diolah tanpa minyak dan dimakan bersama-sama.
  • Ayam betina hitam dan ayam jantan putih yang harus memenuhi kriteria tanpa cacat fisik. Ayam-ayam tersebut akan dipanggang untuk keperluan upacara.
  • Beras ketan yang digoreng
  • Beras merah yang diolah menjadi dodol dan jajanan lainnya, sering dibentuk menyerupai alat pertanian yang merupakan simbolisasi tujuan upacara. Beras merah ini hanya boleh dimasak oleh remaja perempuan yang belum menstruasi atau wanita yang telah menopause.
  • Ketupat sekitar 330 buah
  • Daun sirih, buah pinang, bunga kemenyan, gula, kelapa, dan perlengkapan lainnya yang diperlukan pada setiap tahapan upacara
  • Alat yang digunakan meliputi ceret, kendi, kain tenun khas Sembalun, dulang atau nampan untuk penyajian makanan persembahan, penginang (tempat sirih pinang), tikar, dan payung.

Setelah melengkapi seluruh alat dan bahan yang diperlukan untuk ritual atau upacara Ngayu Ayu, berikut beberapa tahapan dalam rituall ini antara lain:

1. Upacara dimulai dengan penghormatan kepada ulama dan pemangku adat setempat yang memimpin upacara. Masyarakat juga memberikan penghormatan kepada tamu undangan, raja, sultan, dan ratu yang hadir. Proses ritual diawali dengan prosesi pengambilan air pada 13 mata air oleh pemangku adat untuk dikumpulkan di berugak Desa.

 Sumber foto: Facebook BPPD Lombok Timur
 Sumber foto: Facebook BPPD Lombok Timur

2. Selanjutnya pembacaan lontar Jati Swara oleh para Pemaos (para pujangga sasak) di berugak.

3. Kemudian dilanjutkan dengan acara ritual menghaturkan Sesampang oleh pemangku adat yaitu acara pemberitahuan kepada leluhur penguasa alam bahwa upacara Ngayu Ayu akan segera dilaksanakan. Sebab untuk melaksanakan upacara, sudah semestinya meminta izin kepada Allah SWT dan leluhur.

4. Tahapan selanjutnya yakni acara penyembelihan kerbau oleh Kyai adat sesuai Trah atau Keturunan, penyembelihannya hanya boleh dilakukan oleh laki-laki.

5. Selanjutnya diadakan penanaman kepada kerbau oleh pemangku adat sebagai Pantek (pasak) Gumi Paer.

 Sumber foto: Facebook BPPD Lombok Timur
 Sumber foto: Facebook BPPD Lombok Timur

6. Selesai menanam kepala kerbau, dilakukan pemberangkatan air dari Gazebo Desa Sembalun, menuju Lapangan yang menjadi tempat upacara adat, diiringi masyarakat adat dan tari tandang mendet dan gendang beleq. Sebelum air-air tersebut diletakkan, terlebih dahulu diadakan tarian tombak di mana penari mengelilingi air sebanyak 9 kali. kemudian diberi mantra-mantra/doa kemudian barulah diletakkan sesuai dengan urutan yang ditetapkan dan ini telah berlaku sejak dulu. Ayam betina hitam dan ayam jantan putih yang telah dipersiapkan akan dipanggang untuk dihidangkan pada upacara. Bahan-bahan lain seperti beras ketan yang digoreng, beras merah yang diolah menjadi dodol dan jajanan, dan sejumlah ketupat juga disiapkan.

 Sumber foto: Facebook BPPD Lombok Timur
 Sumber foto: Facebook BPPD Lombok Timur

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun