Mohon tunggu...
Rahma Utami
Rahma Utami Mohon Tunggu... -

A fan of photography, traveling, spicy foods, and mother earth. Empunya @Ardhproject.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Marissa Haque dan Belahan Dada

5 November 2010   06:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:50 7587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baru saja kemarin, berita heboh menyebar di online soal blog Marissa Haque yang berisi “curhatannya” tentang tingkah laku Vina Panduwinata. Linknya bisa dilihat di sini. Ini bukan merupakan postingan baru, tapi lebih ke postingan lama. Tercatat bahwa postingan itu dibuat pada 9 Agustus 2010, alias kira2 3 bulan lalu.Intinya isinya kurang lebih keluhan atas sikap Vina Paduwinata yang dirasa seronok oleh Marissa Haque dan itu mengganggu baik dirinya maupun suaminya (Ikang Fauzi).

Well, as we know, Marissa Haque merupakan salah satu anggota dewan dari Fraksi PDIP. Kalau melihat postingan ini, pasti kita rata-rata bilang “Mbok ya urusan mace mini ndak usahlah disebar ke public. Bukannya membuat jelek nama yang terkait di dalam postingan itu, malah menjatuhkan namanya sendiri.” Yah, gimana enggak, isinya antara marah-pasrah-hinaan tapi membandingkan, menyebut belahan dada berkali-kali, dan juga seperti cercaan.

So, kl mau think positive duluan, maka hal yang pertama terlintas di pikiran adalah ini black campaign (kampanye menjelek-jelekan pihak tertentu) dan ini bukan dilakukan oleh Marissa Haque sendiri. Tapi abis itu, jadi mikir lagi, blog ini udah sudah dibuat dari tahun 2008, a blog with consistent contents. Jadi, adalah usaha luar biasa jika ini merupakan sebuah black campaign dari dulu selama 2 tahun terakhir untuk sebuah kepura-puraan (termasuk pula didalamnya sungguh sangat tersturktur sekali black campaign ini). And the next question will be: What for?

Masih dengan asumsi pertama, saya masih agak nggak yakin nih sama blog ini. Ada beberapa poin yang saya soroti:


  1. Penggunaan pola bahasa di berbagai postingan (yang sifatnya bukan kutipan artikel) seperti:

RBT Bukan Pengganti Album MusikBagi Musisi : Ikang Fawzi (Suami Marissa Haque)

Bagi saya yang melihat artikel itu sih, aneh, soalnya itu kan tulisan dari diri sendiri yah, kenapa gak bilang “…Ikang Fawzi, suami saya” alih-alih :ikang Fawzi, suami Marissa haque”. Meen, mereka bukan pasangan baru nikah kemaren sore juga kayanya..


2.  Konten (terutama gambar) adalah konten yang sangat muncul di dapatkan via internet atau (kalau    serajin itu) artikel di media (courtesy media lain).

Gambar-gambar positingannya sangat terasa dari second hand (pihak kedua) dibandingkan Marissa Haque sendiri.

3. Mayoritas konten merupakan re-post dari artikel berbagai sumber (bukan artikel jurnalis khusus seperti yang dimiliki website Pak Budiono.)

So, there comes 2 possibilities (dengan asumsi dia bukan pemilik blog ini):

1.Pemilik blog adalah seseorang yang sangat (bahkan mungkin fanatic berlebihan) terhadap Marissa Haque.

Bukan gak mungkin orang yang saking fans-nya mendalami dan menjelma jadi sosok idola sendiri. Banyak loh kasus gini di luar negeri *tapi saya lupa, jadi gak bisa kasih contoh*. So, yang ada mungkin saking menjiwainya, dia marah sama Vina dan Memes sampai membuat artikel seperti itu.

2.Pemilik blog adalah seseorang yang dikenal oleh Marissa haque sendiri dan merupakan admin untuk mempublikasikan seputar kegiatannya selama ini kepada masyarakat.

Ini juga mungkin, soalnya bisa saja orang yang memiliki blog ini seorang PR (public relation dari Marissa Haque sendiri) dan bisa saja menjelekan nama Marissa Haque sebagai bentuk protes atas hal tertentu.

Saya gakan bahas jika ini memang blog-nya Marissa Haque sendiri. Ya itu mah, yaudah lahyaa.. Saya mikir seperti ini soalnya saya sih gak mau di setir oleh informasi 1 arah. Lagian belum ada klarifikasi juga dari Marissa Haque sendiri. Perlu tuh akun2 tokoh seperti ini di “verified” kaya twitter, biar gak memancing persepsi dan perdebatan yang berujung pada tindak provokasi. Apalagi orang Indonesia kan demeeeen banget meneruskan informasi, apalagi yang macem gossip dan hal yang jelek-jelek. Lebih boombastis daripada pembicaraan mengenai hal2 yang baik2.

Yah, semoga nantinya (paling gak) diketahui kebenaran dari blog ini. Makanya, adabaiknya SETIAP tokoh terjun langsung di ranah online. Terserah deh buat politik pencitraan atau apa, yg penting dy jadi reachable. Exclusivity is sooo last year. So, entah dia pinter ato bodo, yang bisa memanfaatkan dunia online ini cendereng orang2 yang lebih vocal dalam membuat gerakan.

CMIIW.

Wallahu Alam bishawab

*cek juga artikel mengenai Parlemenku, Parlemenmu. Cerdas Kritisasi Wakil Rakyat Kita

*On.fb.me/kenaliwakilkamu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun