Mohon tunggu...
Rahmat Zalukhu
Rahmat Zalukhu Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

sepak bola

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Bahaya Logical Fallacy dalam Membuat Keputusan

9 Juni 2024   16:21 Diperbarui: 9 Juni 2024   16:23 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

penggunaan "logical fallacy" atau kesalahan logika dalam membuat keputusan dapat menjadi sangat berbahaya. Logical fallacies adalah kesalahan dalam penalaran atau argumen yang dapat menyebabkan kesimpulan yang salah atau tidak adil. Ketika kesalahan semacam ini diterapkan dalam membuat keputusan, itu dapat mengarah pada konsekuensi yang merugikan. Misalnya, jika seseorang menggunakan "ad hominem" atau menyerang karakter seseorang sebagai alasan untuk menolak argumen mereka, itu tidak hanya tidak adil tetapi juga tidak relevan dengan substansi argumen tersebut. Hal ini dapat mengarah pada keputusan yang tidak didasarkan pada logika atau fakta yang valid.

Dalam konteks pengambilan keputusan, penting untuk menggunakan pemikiran kritis dan rasionalitas yang baik untuk menghindari jatuh ke dalam kesalahan logika. Ini melibatkan evaluasi objektif terhadap argumen dan informasi yang tersedia, serta kesadaran akan kemungkinan kesalahan logika yang dapat muncul. Dengan menghindari kesalahan semacam itu, keputusan yang dibuat lebih mungkin akurat dan berdasarkan pada pertimbangan yang valid.

ada beberapa bahaya dalam menggunakan logical fallacies dalam pengambilan keputusan. Beberapa di antaranya meliputi:

  1. Kesimpulan yang Tidak Akurat: Logical fallacies dapat menyebabkan kesimpulan yang tidak tepat atau tidak adil karena mereka mengabaikan fakta-fakta penting atau memperkenalkan premis yang salah. contohnya

    • Generalisasi yang Tidak Adil: Mengambil kesimpulan umum tentang sebuah kelompok berdasarkan sedikit bukti atau pengalaman yang terbatas (contoh: "Semua politisi korup").

    • Pembalikan Sebab Akibat: Mengasumsikan bahwa karena dua fenomena terjadi bersamaan, salah satu harus menjadi penyebab dari yang lainnya (contoh: "Karena ayam bertelur di pagi hari, maka matahari terbit").

  2. Ketidakadilan: Banyak logical fallacies, seperti ad hominem, straw man, atau red herring, dapat menyebabkan penilaian yang tidak adil terhadap situasi atau individu. Ini bisa merugikan individu atau kelompok tertentu secara tidak adil.contohnya

    • Ad Hominem: Mengabaikan argumen seseorang dengan menyerang karakter atau sifat pribadi mereka, bukan substansi argumen mereka. Ini menghasilkan ketidakadilan karena memindahkan fokus dari argumen itu sendiri kepada orang yang mengemukakannya.

    • Straw Man: Menyajikan versi yang menyederhanakan atau menyimpangkan dari argumen lawan untuk kemudian mengkritik versi tersebut. Hal ini menghasilkan ketidakadilan karena menggambarkan argumen lawan dengan cara yang tidak adil atau tidak akurat.

  3. Kekeliruan dalam Pemikiran: Penggunaan logical fallacies dapat membingungkan pemikiran dan membuat keputusan tidak konsisten dengan tujuan atau nilai yang seharusnya dipegang. contohnya 

    • Circular Reasoning: Menggunakan premis yang sama untuk mendukung kesimpulan tanpa membuktikan apapun yang sebenarnya. Ini bisa menghasilkan kekeliruan dalam pemikiran karena tidak ada peningkatan pemahaman atau pengetahuan baru yang diperoleh.

    • False Analogy: Menggunakan perbandingan yang tidak relevan atau tidak akurat antara dua situasi atau objek. Ini dapat mengaburkan pemikiran dan menghasilkan kesimpulan yang salah karena mendasarkan kesimpulan pada perbandingan yang tidak

  4. Kurangnya Kredibilitas: Penggunaan logical fallacies dalam berdiskusi atau membuat keputusan dapat mengurangi kredibilitas seseorang atau sebuah argumen. Orang mungkin tidak menganggap serius atau mempercayai keputusan yang didasarkan pada kesalahan logika. contohnya

    • kehilangan Kepercayaan: Jika seseorang terus menggunakan logical fallacies, orang lain mungkin menjadi skeptis terhadap argumen atau keputusan yang mereka buat. Hal ini bisa mengakibatkan kehilangan kepercayaan dan mengurangi kemampuan seseorang untuk memengaruhi atau meyakinkan orang lain.

    • Kesalahan Diketahui: Jika logical fallacies diidentifikasi atau diungkapkan oleh orang lain, hal itu dapat merusak reputasi atau otoritas seseorang dalam suatu topik atau masalah tertentu. Orang mungkin tidak lagi menganggap serius atau mempercayai pendapat mereka.

    • Kurangnya Penghargaan: Penggunaan logical fallacies dapat menunjukkan kurangnya penghargaan terhadap proses berpikir yang baik dan argumen yang sahih. Hal ini dapat mengurangi penghargaan dan pengakuan terhadap kontribusi seseorang dalam diskusi atau pengambilan keputusan.

  5. Ketidakmampuan untuk Mencapai Solusi yang Optimal: Logical fallacies dapat menghambat kemampuan untuk mencapai solusi yang optimal atau mencapai tujuan tertentu karena mereka dapat mengaburkan realitas atau mendorong keputusan yang tidak tepat. contohnya

    • Pertimbangan yang Tidak Sempurna: Ketika seseorang menggunakan logical fallacies, mereka cenderung melihat situasi dengan cara yang terbatas atau bias. Hal ini dapat menyebabkan mereka tidak mempertimbangkan semua opsi atau informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan.

    • Kesimpulan yang Tidak Akurat: Logical fallacies dapat menyebabkan kesimpulan yang tidak tepat atau tidak adil, yang berarti solusi yang diambil mungkin tidak sesuai dengan situasi atau masalah yang sebenarnya.

    • Membatasi Inovasi atau Kreativitas: Ketika seseorang terjebak dalam pola pikir yang terbatas oleh logical fallacies, mereka mungkin tidak dapat melihat atau mengakui solusi yang inovatif atau kreatif untuk masalah yang dihadapi.

  6. Pengaruh yang Merugikan: Jika logical fallacies digunakan secara sadar untuk memanipulasi orang lain atau situasi, ini bisa berdampak merugikan dan melanggar integritas moral. contoh pengaruhnya yaitu:

    • Kehilangan kepercayaan: Penggunaan logical fallacies dapat merusak kepercayaan orang terhadap individu atau lembaga yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan. Ketika seseorang atau sebuah organisasi terus menggunakan argumen yang tidak sah atau tidak adil, hal itu dapat menyebabkan keraguan dan skeptisisme terhadap integritas mereka.

    • Polarisasi dan Konflik: Penggunaan logical fallacies seringkali dapat memperdalam perpecahan dan polarisasi antara pihak-pihak yang berbeda. Ini karena logical fallacies dapat memperkuat pandangan yang ekstrem dan mengurangi kemungkinan untuk mencapai kesepakatan atau konsensus yang dapat diterima semua pihak.

    • Kualitas Keputusan yang Buruk: Ketika logical fallacies digunakan dalam proses pengambilan keputusan, hasilnya cenderung menjadi kurang optimal atau tidak efektif. Hal ini dapat mengakibatkan keputusan yang buruk yang memiliki konsekuensi negatif jangka panjang bagi individu atau organisasi yang terlibat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun