Mohon tunggu...
rahmat yudhistira
rahmat yudhistira Mohon Tunggu... -

jika aku menghadap sunyi terasa kaki melangkah diatas gumpalan es yang sangat dingin. Itulah yang membuatku tahu aku adalah diriku.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Nuklir Biru

6 Oktober 2010   16:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:39 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak terjemah kecuali suci dan niat yang suci

Keadaannya berwujud penyesalan

Ledakannya adalah kiamat

Angkat mereka lewat syahadat

Tergiang lagi janji dalam sebuah kekeuatan

Menantang dahsyatnya gencaman nuklir biru

Mang melanda seluruh penjuru khatulistiwa

oleh rahamt yudhistira

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun