#1 Free Time atau Waktu Luang
Sudah tidak dimungkiri lagi, waktu maghrib sudah menjadi patokan atau batas waktu bagi kebanyakan pekerjaan. Jarang kita lihat, pada saat maghrib atau sekitar jam 6 orang-orang masih bekerja.
Biasanya orang-orang apalagi yang bekerja di kantoran, sudah balik ke rumah, begitupun anak sekolahan. Â Petani dan nelayan pun juga sudah menghentikan kegiatannya pada saat maghrib. Apalagi anak-anak yang bermain bola, peluit tanda berakhirnya pertandingan adalah azan maghrib.
Dengan keadaan seperti itu, tentu orang-orang sudah tidak memiliki pekerjaan lain, alias waktunya untuk beristirahat. Beristirahat bukan berarti tidur ya. Istirahat dalam artian pekerjaan utamanya telah selesai atau dalam keadaan tidak mengerjakan apa-apa. Maka dari itu, sebagian besar orang-orang lebih memilih ke masjid untuk sholat berjamaah daripada di rumah tidak mengerjakan apa-apa.
#2 Senja/Waktu Pertengahan
Waktu maghrib sangat identik dengan senja atau matahari mulai terbenam. Waktu inilah yang menurut sebagian orang adalah waktu terindah yang momennya sangat di tunggu-tunggu. Keadaan langit yang jingga pada tempat terbenamnya matahari adalah suatu keindahan alias estetik.
Begitupun kondisi cuaca, yang sangat menguntungkan dalam artian berada dipertengahan antara siang dan malam atau antara kepanasan dan kedinginan. Maka dari itu, kebanyakan orang memanfaatkan momen itu untuk pergi ke masjid.
Alasan dingin seperti sholat subuh, atau alasan panas untuk sholat dhuhur dan azar, maupun alasan sudah gelap pada saat sholat isya, tidak lagi berlaku kepada sholat magrib. Alasan apa lagi hey?
#3 Turut Meramaikan
Kebiasaan orang-orang untuk ikut-ikutan terhadap suatu hal bahkan menjadi viral seringkali terjadi. Kegiatan seperti membuat tagar di twitter, julid ke artis, bahkan budaya ikut-ikutan yang positif seperti bersepeda, merawat tanaman hias, pelihara ikan cupang, dan sebagainya adalah potret Indonesia hari ini.
Begitupun dengan sholat maghrib, banyak orang-orang yang sholat karena diajak temannya. Mereka mau karena memang tidak ada lagi yang dikerja. Beda hal dengan sholat dhuhur, biasanya diajak tapi lebih banyak alasannya. Kebiasaan turut meramaikan seperti ini, sudah menjadi kebiasaan positif. Apalagi bagi anak-anak, menjadi suatu keharusan mengajak teman-temannya untuk ke masjid dengan mendatangi rumahnya.
Kurang lebih atau lebih kurang seperti itulah mengapa sholat maghrib sangat ramai di masjid-masjid. Semoga ini tetap terawat dengan baik, dan sholat-sholat fardhu lainnya bisa juga ramai oleh jamaah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H