Apalagi pas lagi istirahat, lalu ingin ngobrol santai dengan kawan penjual dagangan yang lain atau orang yang kebetulan lagi makan, lalu si tukang bakso hendak cuman bertanya basi basi doang dengan pembeli, tapi malah di curigai oleh si pembeli bahwa si tukang bakso tersebut mata-mata karena terlalu banyak bicara dan terlalu banyak bertanya. Ini kan akan merusak hubungan sosial yang seharusnya tidak terjadi.
Dampak sosial lainnya adalah hubungan antar tetangga si tukang bakso ini. Misalnya si tukang bakso pulang-pulang sumringah dengan bawa duit yang lumayan banyak (tidak seperti hari biasanya), lalu ada tetangga yang membatin "pasti itu bayaran sebagai mata-mata pemerintah", ini kan akan merusak hubungan mereka, walaupun itu merupakan kesalahpahaman.
Ini mungkin kita mengganggap mustahil terjadi, "alah tdak mungkin lah terjadi begituan, tukang baksonya aja hepi-hepi aja kok". Iya memang, tapi mungkin belum terjadi oleh penglihatan kita, tapi kita tidak tahu hal-hal apa saja yang terjadi dengan stigma "awas tukang bakso" ini diseluruh Indonesia yang penduduknya terbanyak ke-4 di dunia.
Sudahilah jokes seperti itu, ini menyangkut profesi orang lain, kayak saja kita menghina mereka, menertawakan mereka yang belum tentu mereka lakukan. Memang tujuan netizen cuman untuk guyonan semata, tapi belum tentu dengan si tukang bakso itu sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H