Mohon tunggu...
Roger Federer
Roger Federer Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar SMAN 2 Cianjur

Pemenuhan Tugas

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Dia tahun 2019

22 November 2020   21:01 Diperbarui: 11 Desember 2023   20:52 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak banyak orang mengetahui termasuk Mila Adnan Hussain, mengenai sejarah asal usul Dilan. Tidak tertulis dalam buku-bukunya mengenai cerita kelahiran Dilan. Padahal sebenarnya hal ini penting diketahui oleh orang yang merasa bahwa hal tersebut penting. Aku mau menceritakannya, mudah-mudahan ini bermanfaat bagi kalian. Setelah jatuhnya rezim Soeharto pada 1998, dua tahun berselang Dilan dilahirkan. Bisa dibilang Dilan lahir dan hidup pada masa reformasi dimana dalam darahnya terdapat jiwa-jiwa kebebasan pers. Bayangkan saja jika dilan hidup di masa orde baru,mungkin buku-buku yang menceritakan tentang Dilan mungkin saja dilarang  terbit karena dituduh merupakan propaganda cinta berlebih pada Mila bukan Negara.

Banyak mungkin orang menyangka dan aku juga bahwa Dilan lahir di Bandung, tapi setelah ngobrol bareng Bi Eem. Aku jadi tau sejarahnya.

"Dilan mah aslinya mah orang Cianjur lahirnya di Tanggeung, neng."

"Yang bener bi"

"Beneran neng, bibi mah tara ngabohong"

Bi Eem lebih mengetahui tentang Dilan, dari pada aku sebagai pacarnya. Kayaknya Dilan lebih cocok jadi pacarnya Bi Eem. "Hus, apaan sih cik" gumam Cika dalam hati. Cika tidak mau berlarut dalam kesedihan karena mengetahui Bi Eem lebih mengetahui semua tentang pacarnya..

Cika akhirnya memutuskan untuk pulang. Karena perasaan sedih yang berkecamuk dalam pikirannya hingga ia lupa untuk membayar jajanannya. Bi Eem mengetahui hal tersebut, ia bingung apa yang harus dilakukan. Bi Eem tahu sore nanti ada setoran kosipa yang perlu dibayarkan.

"Neng, belum bayar"

"Oh iya bi, saya lupa wkwkwk"

Seketika warung bi Eem gegap gempita dengan suara tawa,  disana Anhar yang tertawa paling keras.

"Hhhaha pohoan si neng mah jiga Nini"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun