Mohon tunggu...
Rahmatul Ummah As Saury
Rahmatul Ummah As Saury Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis dan Editor Lepas. Pemilik www.omah1001.com

Ingin menikmati kebebasan yang damai dan menyejukkan, keberagaman yang indah, mendamba komunitas yang tak melulu mencari kesalahan, tapi selalu bahu membahu untuk saling menunjuki kebenaran yang sejuk dan aman untuk berteduh semua orang.. Kata dan Ingatan saya sebagian ditulis di www.omah1001.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kebebasan, Pluralitas dan Toleransi

28 November 2017   02:08 Diperbarui: 28 November 2017   02:49 635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membangun Sebuah Jembatan

Tesis terpenting dari kehidupan adalah menyelenggarakan kebebasan, mengetengahkan keadilan, melahirkan kesejahteraan, dan mengundangkan kebersamaan. Arti penting kebebasan karena memang kebebasan adalah hak yang dari lahir sudah melekat dalam kehidupan, dengannya manusia hidup dan menghidupi. Arti penting keadilan, karena hadirnya ideologi dan sistem apapun di dunia ini demi tegaknya keadilan.

Arti penting kesejahteraan karena manusia pada hakikatnya adalah homo economicus yang selalu haus keuntungan, sehingga diperlukan rotasi kekayaan dan minimalisir penderitaan, saling berbagi dan peduli. Arti penting persamaan, karena setiap manusia dengan segala kekurangan dan kelebihannya lahir sebagai sebuah kerumunan yang hidup dan matinya di tempat yang sama, sehingga dengan keterbatasannya bukan harus dibedakan melainkan harus saling bekerjasama dalam segala hal demi kebersamaan.

Tesis dan tugas ini semakin penting dilaksanakan di tengah semakin marak dan kuatnya pembentukan laskar-laskar yang mengklaim sebagai pewaris sah kebenaran, dan negara meresponnya sebagai kekuatan dan alat baru melanggengkan kekuasaan dengan cara membentur-benturkan kekuatan-kekuatan ini, bahkan kelompok-kelompok yang pada dasarnya bodoh ini, mulai disiapkan sebagai basis kekuatan bela negara yang dilatih.

Lebih bodoh dan membuat gregetan lagi, kelompok-kelompok berbasis agama dengan mudahnya terprovokasi dengan isu-isu murahan bahkan cenderung berisi fitnah yang disebar oleh media-media online yang sesungguhnya juga mencari penghidupan dari adsense dengan mengandalkan jumlah pengunjung, semisal isu penghapusan perda syari'ah, seakan-akan penghapusan perda yang mayoritas merupakan kebijakan daerah copy-paste tersebut adalah menghapus syari'ah, padahal menghapus perda adalah menghapus perda bukan menghapus syari'ah.

Fenomena tersebut, melahirkan problem proses interaksi sosial yang terbangun alam konteks tribus-society, di mana setiap kontestasi ide dan wacana-wacana serta argumentasi publik tidak menemukan katalisnya dengan baik dalam lingkungan sosial, konteks inilah yang dalam istilah Anthony Giddens (1985) membentuk keterpecahan kolektif di kalangan agen-agen pembaharu, antara practical consciousness (kesadaran praktis) dan diskursive consciousness (kesadaran wacana).

Untuk itu, penting menjadi renungan apa yang diutarakan oleh Martin Ivany agar kita melakukan pembelajaran sosial-politik secara utuh tentang bagaimana hidup di dalam masyarakat asosiatif, yang mengajarkan toleransi, plural, dan memiliki otonomi individu yang autentik, sehingga kita tidak menjadi sektarian, berebut kebenaran sepetak yang memilah-milah kelompok untuk berbuat kebajikan, melainkan menempatkan kecerdasan dan keshalihan sebagai mode of existency di atas setiap identitas dan entitas.

Catatan: 

Artikel ini pernah saya terbitkan sebelumnya di portal milik komunitas, 19 Juni 2016. Kembali saya posting di sini untuk kampanye toleransi dalam keberagaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun