Perhatikanlah, di sekitar kita betapa banyak manusia-manusia yang tampil sangat agamis, tetapi di sisi lain secara jahat dan serakah ia menghisap dan menyedot darah rakyat jelata. Membangun berbagai usaha, tanpa memperhatikan sekitar lingkungannya, ia tak pernah peduli apakah usahanya mengganggu, mencemari atau bahkan bisa membunuh warga sekitar, baginya yang penting adalah menumpuk kekayaan.
Perhatikan juga, banyak tokoh masyarakat dan tokoh agama yang tiba-tiba berubah menjadi vampir baru, menyimpangkan ayat dan makna kebajikan dengan memanfaatkan mimbar dalam rangka menaklukkan warga, agar rela menjual lahannya untuk kepentingan pembangunan, kepentingan Empusa. Sehingga pengusaha minyak, pengusaha pabrik semen, pengusaha hotel, pengusaha ritel, Â dan pengusaha-pengusaha lain yang semestinya tak punya lahan di desa, kini telah menjadi tuan-tuan baru, yang setiap hari lahannya semakin luas dan rakyat semakin terdesak ke pinggiran.
Bukan hanya itu, dalam bentuk lain Empusa ini juga bisa menyamar menjadi orang-orang yang tiba-tiba menjadi sangat peduli, menjadi ahli, menjadi sangat paham dan memiliki empati luar biasa terhadap suatu daerah, tiba-tiba tutur katanya berisi puja-puji, padahal sebelumnya sangat kritis bahkan sering terkesan menyudutkan.
Jika bertemu jenis Empusa seperti ini, tak perlu terlalu khawatir dan takut, karena sesungguhnya ini adalah bayi Empusa yang levelnya belum sampai menjadi pemakan dan penghisap, keahliannya masih sebatas menjilat. Namun, tetap saja kehadiran bayi Empusa ini berbahaya, karena ia bisa merubah air seolah-olah api dan api seolah-olah air, Empusa memang telah dibekali ilmu sihir sejak lahir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H