[2] Aqa, Rasionalisme dan Intuisionisme, (Makalah, 23 Oktober 2009), hal. 7. Pengertian serupa bisa juga dilihat dalam, John M. Echols, Kamus Inggris – Indonesia, (1997:329)
[3] WJS. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2006), Edisi III, Cet. Ke-3, hal. 451, bandingkan dengan Kamus Umum Bahasa Indonesia yang mengartikan intuisi sebagai “daya atau kemampuan mengetahui atau mema-hami sesuatu tanpa dipikirkan atau dipelajari; bisikan hati; gerak hati” atau dengan Eko Endarmoko, Tesaurus Bahasa Indonesia, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2007), cet ke-2, hal. 253, Eko mengartikan instuisi sebagai garizah, insting, naluri dan indra keenam. Untuk memperkaya tentang pemahaman intuisi sekaligus mendalami beberapa pengalaman penggunaan intuisi, baca buku Malcolm Gladwell, Blink; Kemampuan Berpikir Tanpa Berpikir, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2009)
[4] Jujun S.Sumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, (Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 1990), h. 53
[5] Ahmad Tafsir. Filsafat Umum;Akal Dan Hati Sejak Thales Sampai Capra, (Bandung: Remaja Rosda karya, 2001). hlm 26.
[6] http://nuryantowiryo.blogspot.co.id/2013/03/aliran-intuisi.html, diakses tanggal 10 Oktober 2015, Pukul 21.05
[7] Muhammad ‘Abid al-Jabiri, Bunyat al-‘Aql al-‘Arabi, (Beirut: Markaz al-Thaqafi al-‘Arabi, 1993), hal. 251-259
[8] Lihat Qs., al-Baqarah (2): 89, 146; Qs., al-Imran (3): 104; Qs., al-Maidah (5): 83; Qs., al-An’am (6): 20; Qs., al-A‘raf (7 ): 48; Qs, al-Kahfi (18): 65; Qs. al-Naml (27): 15 dan 93
[9] Harold H. Titus, dkk, Persoalan-Persoalan Filsafat, (Jakarta: Bulan Bintang,1984), hal 205
[10] Louis O. Kattsoff, Pengantar Filsafat : Intuisionisme, (Yogyakarta: Tiara wacana yogya, 2004), cet Ke-2, hal 145-146
[11] Harold H. Titus, dkk, Persoalan-Persoalan Filsafat...
[12] Douglas V. Steere, “Mysticism” a Handbook of Christian Theology, (New York: World, 1958), hal 236