Rasa penasaran dan ingin tahu yang besar itu, akhirnya memaksaku untuk mencari lebih banyak lagi informasi artikel tentang mimpi, hingga akhirnya aku tahu bahwa pengetahuan tentang mimpi ini telah memiliki cabang ilmu sendiri yang sering disebut Oneirologi. Oneirologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang meneliti tentang mimpi. Oneirologi berasal dari bahasa Yunani, oneiros yang berarti "mimpi"
Cabang ilmu pengetahuan ini juga mencoba mencari korelasi antara mimpi dengan fungsi otak, serta pemahaman tentang bagaimana cara kerja otak selama seseorang sedang bermimpi dan kaitannya dengan pembentukan memori dan gangguan mental. Studi tentang oneirology berbeda dengan studi tentang analisis mimpi, tujuan dari studi oneirologi adalah untuk mempelajari proses terjadinya sebuah mimpi dan cara kerja sebuah mimpi bukannya menganalisis makna sebuah mimpi.
Artikel yang menjelaskan bahwa mimpi adalah sebuah proses yang bisa dipelajari dan menjadi cabang ilmu pengetahuan, maka aku sangat yakin bahwa akhirnya memang setiap mimpi memiliki makna yang bisa ditelusuri dari proses terjadi dan cara kerjanya. Iseng-iseng setelah membaca tentang beberapa artikel ilmiah tentang mimpi ini, aku membuka kitab Primbon Jawa, al hasil aku menemukan dua makna tentang mimpi digigit ular. Pertama, bagi mereka yang masih belum menikah berarti akan segera menikah atau segera menemukan jodoh, dan kedua, bagi mereka yang telah menikah berarti akan memperoleh kemakmuran hidup.
Alamak, istriku pasti hanya mendapat cerita tentang mimpi digigit ular ini sepotong, yang sering ditujukan pada bujang/gadis yang belum menikah, dan pasti sepanjang perjalanan dia telah merapal doa agar apapun makna mimpiku tidak boleh terwujud, artinya jika itu benar, maka ia mendoakan agar aku tidak memperoleh kemakmuran.
Malam ini akhirnya, aku tidak bisa tidur, menunggu pagi dan akan segera memberitahu istriku bahwa tafsirnya tentang mimpiku itu salah, yang benar aku akan memperoleh kemakmuran bukan memperoleh istri baru.
Namun, tiba-tiba aku berpikir masa Tuhan segampang itu mengabulkan doa istriku, wong selama ini dia berdoa terus menerus dan berupaya hingga jungkir-balik, agar bisa pindah kerja ketempat yang lebih dekat karena ingin mengurus kedua anaknya yang masih kecil saja belum dikabulkan. Tidak mungkinlah Tuhan, mengabulkan doa yang akan menghalang-halangiku untuk mendapatkan kemakmuran.
Akhirnya mimpi kembali harus dimaknai sebagai pengalaman bawah sadar yang melibatkan penglihatan, pendengaran, pikiran, perasaan, atau indra lainnya dalam tidur. Mimpi menjadi nyata atau tidak, sangat bergantung dengan sugesti kerja setelah bangun, jika mimpi negatif menjadikan kita selalu berhalusinasi dan terhantui dengan hal-hal negatif seperti dalam mimpi itu, maka tidak mustahil hal-hal negatif itu akan menimpa kita dalam kehidupan nyata, pun sebaliknya jika makna mimpi itu adalah hal yang positif, dan ia bisa menjadi inspirasi dan motivasi, maka ia akan menjadi nyata dengan kerja-kerja.
Maka bermimpilah, tapi jangan perpanjang mimpi itu dengan berimajinasi dan berkhayal, tanpa kerja!!