Dan saya juga kecewa ketika mendengar penuturan dari salah seorang kawan, ceritanya jadi kawan saya ini kost sama dua orang kawannya yang juga satu kampus dengannya. Jadi suatu hari salah seorang kawannya kedatangan orangtuanya dari kampung, sudah jadi satu kebiasaan bagi anak kost kedatangan orang tua dari kampung untuk menjenguk sang buah hati di perantauan.
Coba tebak apa yang terjadi?? Ia tidak memarahi atau tidak mengakui orang tuanya, tapi yang ia lakukan adalah ketika ibuknya berniat membelikannya nasi bungkus untuk mereka sarapan dan ketika sang ibuk ini hendak memasukkan motor ke tempat kost mereka, tiba-tiba motor sang anak ini nggak sengaja dijatuhkan oleh orang tuanya, dan bagian bodinya lecet sedikit. Tiba-tiba saja bagai disambar petir sang anak dengan begitu mudah memarahi mamaknya, “ mamak kok nggak hati-hati, lihat udah lecet ini” ujarnya dengan nada tinggi sambil menunjuk-nunjuk bagian yang lecet. Akhirnya hari itu juga orang tuanya langsung mengganti bagian yang lecet.
Namun mamaknya tidak pernah sedikitpun menunjukkan rasa marah kepada sang anak, malah ia merasa dia lah yang bersalah dan harus bertanggung jawab. Beginikah pembalasan seorang anak terhadap orang tuanya yang telah membesarkannya sampai sudah bisa kuliah??
Dimana letak hati nurani sang anak tersebut? Mungkin ia sudah tidak mempunyai lagi yang namanya hati nurani. Ketika itu saya betul-betul terkejut ketika kawan saya ini bercerita seperti itu, ingin rasanya mengutuk anak yang tidak tau diri ini (Hana Geu The Droe).
Saya pribadi pun tidak luput dari kesalahan, tidak menutup kemungkinan ketika candaan kita malah membuat hati orang tua kita sakit. Tapi saya berkomitmen dalam diri saya pribadi ketika saya tidak mampu membalas jasa orang tua yang telah membesarkan saya sampai saat ini, paling tidak saya tidak akan menyakiti hati mereka. Mengingat perjuangan mereka membesarkan kita saja rasanya sungguh luar biasa.
Rasulullah bersabda; " Ada tiga dosa yg akan disegerakan siksanya didunia ini, juga tdk akan ditangguhkan hingga hari akhirat, yakni; Durhaka kepada orang tua, berbuat zalim kpd manusia, dan tdk berterimakasih kpd kebaikan orang lain ".
Momentum Ramadhan ini semoga bisa menjadi titik balik bagi kita untuk merenungi ini semua dan segera meminta maaf atas segala kesalahan yang telah kita perbuat. Semoga kita tidak termasuk ke dalam golongan orang-orang yang mendapatkan azab dikarenakan kedurhakaan kita kepada orang tua. Mari kita menyenangkan hati orang tua kita selagi masih diberi kesempatan untuk menghirup udara dunia oleh-Nya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H