Mohon tunggu...
Rahmat SyairHabibi
Rahmat SyairHabibi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa S1 Ilmu Komputer

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Solusi Pembelajaran di Masa Covid-19

30 April 2020   17:09 Diperbarui: 30 April 2020   17:11 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Covid-19 awalnya menimpa masyarakat di kota wuhan, Tiongkok, pada akhir desember 2019 dan menyebar secara cepat dalam skala besar sehingga berubah menjadi sebuah pandemi ke Negara-negara hampir diseluruh dunia termasuk Indonesia, korban yang terinfeksi dan meninggal dunia pun semakin hari semakin bertambah, di Indonesia sendiri kasus yang positif sudah mencapai angka 9.096 dan sembuh sebanyak 1.151 dan yang meninggal dunia sudah 765 orang.

Sedangkan dalam skala global Negara yang sudah terjangkit virus ini sudah 213 negara dengan kasus yang terkonfirmasi mencapai angka 2.810.325 dan total kematian 193.825 orang. (dikutip dari Pusat Informasi Covid-19 By Kemkominfo RI, 27 April 2020).

Di tengah situasi pandemi yang sedang terjadi ini, dunia pendidikan pun terkena imbasnya dimana sitem pembelajaran yang semula konvensional harus berubah menjadi sitem pembelajaran daring, dimana guru dan siswa tetap bisa bertatap muka walau tidak bertemu secara langsung, hal ini terpaksa dilakukan setelah keluarnya surat keputusan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengenai upaya pencegahan dan penyebaran virus Corona, semua kegiatan pembelajaran konvensional mulai diliburkan sementara waktu dan juga kebijakan bekerja dari rumah atau Work From Home.

Dari kondisi pembelajaran tersebut berbagai terobosan terus dicoba oleh para guru dan tenaga pendidikan demi agar siswa tetap bisa mendapat pelajaran yang layak, dengan memanfaatkan video conferences secara daring. Berbagai aplikasi seperti zoom, webex, google meet dan sejenisnya menjadi komunikasi dua arah secara berjamaah dari rumah kediaman siswa juga guru. Mudah-mudahan teknologi informasi dengan berbagai aplikasi bisa sedikit menggantikan pembelajaran tatap muka. Dengan pola vicon ini, guru dituntut dapat menggunakan variasi pembelajaran dengan berbagai teknik dan strategi pembelajaran yang menyenangkan agar siswa tetap bisa merasakan pembelajaran yang biasa dirasakan sewaktu masih menggunakan pembelajaran konvensional.

Dengan munculnya sistem pemebelajaran vcon ini sistem pembelajaran konvensional yang dilaksanakan oleh guru langsung tergantikan dengan berbagai aplikasi pembelajaran daring yang dapat memberi ruang interaksi langsung antara guru dengan siswa tanpa harus bertemu langsung. Namun pembelajaran daring memiliki beberapa masalah yang perlu dibahas, lebih tepatnya ialah sebagai berikut :

1. Beradaptasi

Guru, siswa, bahkan orang tua dipaksa untuk beradaptasi secara cepat dengan metode ini. Memang, di tengah situasi yang seperti ini, metode daring dirasa solusi yang paling tepat untuk dilakukan. Meski sekolah diliburkan, tetapi tuntutan dalam proses pembelajaran masih dapat terlaksana dan tercapai. Namun, jika dalam kondisi normal, banyak celah kekurangan dari metode daring ini.

2. Minim teknologi

Minimnya pengetahuan teknologi guru, siswa dan orang tua menjadi salah satu permasalahan pengaplikasian metode daring ini. Meskipun sebagai guru harus selalu memperkaya dan mengupgrade keilmuan, tetapi diminta untuk beradaptasi dan menguasai berbagai aplikasi yang mendukung pembelajaran daring dengan cepat tidaklah mudah. Tidak hanya guru, siswapun demikian. 

Mungkin untuk siswa-siswa SMP, SMA atau SMK, mempelajari dan menguasai aplikasi daring ini dengan cepat, dapat dilakukan. Tetapi untuk para siswa SD, hal ini dirasa cukup sulit dilakukan. Akhirnya, mau tidak mau orang tua diminta untuk terlibat dalam pembelajaran daring ini.

3. Latar belakang orang tua

Orang tua dengan latar belakang pendidikan yang tinggi akan mudah beradaptasi. Sementara orang tua dengan latar belakang pendidikan rendah, akan pasrah-pasrah saja jika putra putrinya selama berminggu-minggu tidak dapat mengikuti proses pembelajaran, bahkan tidak mendapat nilai. Bagaimana tidak, mereka mungkin tidak hanya gagap akan teknologi, bahkan bisa sampai buta teknologi. Bahkan ada pula siswa yang terkendala tidak memiliki alat komunikasi yang memadai dikarenakan kondisi ekonomi keluarga yang kurang mampu.

4. Kebutuhan jaringan

Lebih lanjut, lemahnya jaringan internet juga dirasa menjadi kendala yang sering dialami oleh para guru. Hal ini terutama bagi guru dan siswa yang tinggal di daerah pedesaan atau pedalaman, akan sangat sulit untuk mendapatkan akses internet. Padahal, ini merupakan salah satu faktor penting terlaksananya pembelajaran daring.

Pembelajaran konvensional meski dirasa kuno, namun tetap memiliki kelebihan tersendiri. Psikologi siswa akan terbentuk jika siswa bertemu langsung dengan gurunya.

Mereka bisa mengingat gaya mengajar gurunya dan akan sangat diingat di pikiran mereka karena mengajar tidak hanya untuk mendapatkan ilmu tetapi lebih kepada pembentukan karakter. Hubungan emosional antara guru dan siswa yang terbentuk selama pembelajaran konvensional akan sangat membantu bagi keberhasilan siswa.

Meskipun ada banyak aspek yang perlu diperhatikan pada saat penerapan metode daring, metode ini juga memiliki beberapa kelebihan, di antaranya :

1. Guru dan siswa akan semakin melek teknologi dan mengikuti perkembangan jaman.

2. Kegiatan pembelajaran tidak terbatas pada waktu dan tempat.

3. Sumber pembelajaran juga tidak terbatas hanya pada guru tetapi dari sumber lain.

4. Kreativitas dan kekritisan siswa akan semakin keluar, guru akan semakin kreatif menggabungkan berbagai macam media ajar online.

5. Guru tidak lagi terbebani dengan koreksi tugas siswa secara manual.

6. Serta penggunaan kertas akan semakin berkurang karena teralihkan melalui aplikasi online.

Kesimpulannya di setiap metode pembelajaran memang terdapat kelebihan dan kekurangan, namun sudah menjadi tugas guru untuk menentukan metode, gaya ataupun teknik mengajar yang sesuai dengan karakteristik siswa yang didampingi. Karena kembali lagi, mengajar adalah sebuah seni untuk pembentukan karakter, kreativitas, kekritisan, dan sifat kepedulian siswa. Tidak hanya terfokus pada penyampaian ilmu saja.

Pada akhirnya kita semua hanya bisa berharap dan berdoa agar masa pandemi covid-19 ini segera berakhir termasuk di Negara kita tercinta ini, agar aktifitas sehari-hari kita kembali normal dan pendidikan di Negara kita ini tidak tertinggal dan kembali kearah yang seharusnya.

Penulis adalah Mahasiswa S1 Ilmu Komputer.

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun