Salah satu cara termudah yang dilakukan Gen Z adalah dengan melihat kualitas pelayanan dan iklim organisasi yang menjalankan perusahaan tersebut. Misalnya, kita bisa melakukan observasi maupun wawancara dengan para nasabah dan karyawan dari salah satu Big Cap Bank di Indonesia. Kita ingin mengetahui bagaimana kualitas pelayanan dan iklim organisasi dimana regulasi dan program yang mengikat para karyawan dan nasabah menghasilkan peningkatan kinerja dan laba perusahaan tersebut.
Lalu, hasil observasi dan wawancara kita akan semakin matang dengan tambahan referensi kita sendiri sebagai salah satu nasabah serta juga membaca beberapa jurnal yang meneliti perusahaan tersebut. Namun, jangan sampai para Gen Z terjebak dalam home bias.Â
Dalam buku yang ditulis oleh Benjamin Graham, yaitu The Inteligent Investor, disana Graham mengatakan bahwa jangan terjebak dengan keakraban dengan suatu perusahaan, karena semakin kita akrab dengan sesuatu maka kita juga akan semakin lengah dengan kelemahan dari detailnya.Â
Jadi, sebelum melangkah lebih lanjut dalam melakukan analisis fundamental terhadap beberapa Bank big cap yang sudah tergolong saham blue chip, kita perlu mengenal suatu perusahaan tersebut tanpa terlena dengan home bias.Â
Gen Z bisa mengatasinya dengan berkomitmen sebagai investor defensif untuk jangan sampai berubah menjadi investor malas, yang berpikir tidak ada yang perlu dilakukan hanya karena kita sudah mengenal akrab perusahaan tersebut sejak lama.Â
Belajarlah melakukan analisis fundamental, melatih psikologi sebagai investor dan mulailah memahami bagaimana pasar modal berjalan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H