Sebuah video viral diunggah oleh anggota DPRD komisi 1 Â Sukabumi yang mengabarkan tempat wisata di pantai Cikepuh yang merupakan bagian dari kawasan geopark Ciletuh, kecamatan Ciemas. Dari video tersebut menyebutkan bahwa anggota DPRD itu bernama Andri Hidayana.
Dan, benar! Akun Facebook https://www.facebook.com/100009511025215/posts/pfbid02phV9VYbhBMjBX21B8hrLVSxuRiDWqrUgAe4ie3wAAAQSA1sb5f7nQHxF5XgAd3BSl/?app=fbl memposting bahwa tempat wisata itu sudah sampai ke New York Post, dan viral on Twitter yang pada gilirannya viral sejagad raya.
Apa yang terjadi dengan Sukabumi?
Sukabumi sejak lama dikenal dengan banyak cerita, Â baik itu mitos, legenda maupun warisan budaya lainnya, termasuk Gep Park Ciletuh. Dilansir dari Kominfo.co.id Geopark adalah sebuah wilayah geografi yang memiliki warisan geologi dan keanekaragaman geologi yang bernilai tinggi, termasuk di dalamnya keanekaragaman hayati dan keragaman budaya yang menyatu di dalamnya, yang dikembangkan dengan tiga pilar utama, yaitu konservasi, edukasi dan pengembangan ekonomi lokal.
Setelah sebelumnya ada dua taman bumi (geopark) Indonesia, yakni Batur dan Gunung Sewu yang mendapat predikat taman bumi global UNESCO (UNESCO Global Geopark) pada 2016, pada April 2018, ada dua taman bumi Indonesia yang kembali mendapat predikat yang sama dari UNESCO, yaitu Gunung Rinjani di Lombok, Nusa Tenggara Barat dan Ciletuh di Pelabuhan Ratu, Jawa Barat.
Konservasi, edukasi, dan pengembangan ekonomi lokal menjadi menarik terkait dengan obyek wisata Ciletuh ini. Yang menggelitik adalah penamaan Karang K*nt*l pada sebuah batu besar yang menyerupai bentuk kepala kemaluan laki-laki. Hal ini seolah mempertegas Sukabumi yang telah lama dikenal dengan terapi alat kelamin pria yang legendaris. Dan ketiga pilar utama Geopark menambah ikon Sukabumi  pada obyek alat vital pria kian mendunia.
Beredar mitos bahwa wisatawan yang berkunjung ke karang itu akan dipandu oleh juru kunci menuju karang yang berbentuk penis dan melakukan suatu ritual untuk bisa kuat stamina kelakiannya. Hal yang berbeda dengan mitos yang dikenal dengan menyatut nama "Mak Erot" dengan terapi memperbesar alat kelamin pria yang dilakukan oleh seseorang, di karang ini juru kunci hanya memandu tanpa campur tangannya secara langsung.
Tidak ditemukan ihwal penamaan karang tersebut, tapi mungkin karena bentuknya menyerupai hingga sebutan mengikutinya. Mengapa penamaan "Karang K" tetap dipertahankan? Bukankah bisa disebut dengan"Mr P" atau Otong, atau nama samaran lainnya? Memang tidak mengada-ada, tapi sebutan mewakili obyeknya. Jika memang demikian Sukabumi berikut warga dan pimpinannya menerima bahwa mereka identik dengan ikon seputar alat kelamin pria tersebut. Atau tetap tidak mengada-ada, ikon terlanjur tersematkan tapi dengan edukasi yang menyeluruh.
Edukasi tidak hanya pengelolaan secara aktif yang melibatkan unsur masyarakat dan Pemerintah Daerah yang harus dapat dipastikan, sehingga dapat digunakan untuk menumbuhkan pemahaman dan kepedulian masyarakat terhadap bumi dan lingkungan sekitarnya berdasarkan Permen PPN no 15 tahun 2020 dan Perpres no 9 tahun 2019. Namun secara khusus pula edukasi terkait ikonik "alat vital" ini perlu diperhatikan, dalam hal ini semisal tentang edukasi seks.
Permen PPN no 5 tahun 2020 menyebutkan strategi yang diterapkan dalam pengembangan edukasi adalah dengan melakukan kegiatan penelitian, publikasi, sosialisasi, dan peningkatan kapasitas pemangku kepentingan yang terkait dengan pengembangan Geopark. Hal ini terkait dengan pengembangan value geopark terkait dengan menjalankan pembelajaran interaktif, kunjungan museum, publikasi, konferensi, dan ekskursi lapangan ke geopark.