Di samping itu, DKI Jakarta menempati posisi ke 54 dari 90 kota yang mengalami inflasi. Hal tersebut mengindikasikan bahwa inflasi DKI Jakarta relatif rendah dibandingkan kota-kota lain di Indonesia.
Kita ketahui bahwa DKI Jakarta merupakan tujuan utama dari pengguna KRL, terutama pengguna yang berasal dari daerah penunjang ibukota seperti Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi. Inflasi yang diumumkan oleh pemerintah DKI Jakarta dan Bank Indonesia melalui Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa inflasi saat ini tidak relevan untuk menaikkan tarif KRL.
Jika kenaikan upah menjadi pertimbangan kenaikan tarif KRL selain inflasi, maka harus ada ketetapan hukum lebih lanjut. Tentu saja ini akan membuka peluang polemik baru, karena kenaikan upah ditujukan untuk peningkatan perlindungan terhadap pekerja atau buruh sebagai instrumen pengentasan kemiskinan. (Akun Instagram @kemnaker)
Dari sepintas keterangan di atas bisa disimpulkan bahwa wacana tentang rencana tarif KRL naik Jabodetabek belum sepenuhnya memiliki alasan yang kuat, baik secara basis data relasional maupun opini publik.
***
Rujukan tulisan:
tempo.co
kompas.com
bi.go.id
Instagram @kemnaker
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H