Sore hingga malam yang begitu menggembirakan bagi saya dan istri serta Ama, putri kami. Bersama komunitas cinta film Indonesia ( KCFI ) dan Inklusif Film Indonesia menghadiri premier film Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari, Matahari Dari Bumi Banjar. Acara tersebut diadakan di Gedung Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail, Jakarta. Kami sekeluarga tiba di tempat sekira pukul 16.00 WIB tanggal 26 Desember 2022, sebelum konferensi pers dimulai.
Prescon dihadiri oleh Produser ( Chandra Purnama ), Sutradara (Ensadi Joko Restu ), Penulis ( Irfan Wijaya ), Pemain Film ( Billy Bodjanger ) dan Disdikbud Kalimantan Selatan. Dalam sesi tanya-jawab terungkap budget film lebih dari 4 milyar rupiah yang berasal dari Disdikbud Kalsel. Selain itu proyek pembuatan film sejak tiga tahun lalu melalui banyak kajian karena terkait sejarah dan dakwah Syekh Al-Banjari yang sangat luas pengaruhnya.
Film Al Banjari disutradarai oleh Ensadi Joko Santoso dan Zulkiflo Anwar dengan produser, Chandra Purnama Restu, Raudati Hildayati, dan Wayan Aria Teja. Tokoh-tokoh pemain di film Al Banjari yaitu, Billy Boedjanger, Asrul Dahlan, Yadi Muryadi, M. Syahriel, Syarifah Selma Assegaf, Afrozal Anoda, Bayu Bastari Setiawan, Ayunda Alexandria, dan bintang tamu Dr. (HC) H. Sahbirin Noor, S.Sos. Gubernur Provinsi Kalimantan Selatan.
Uniknya, film ini ditayangkan tanpa menampilkan tokoh Syekh Al-Banjari yang merupakan permintaan dari para ahli warisnya. Meskipun demikian, tokoh-tokoh di sekitar sang Syekh tetap membuat film ini bisa dipahami alur ceritanya. Sebelum film diputar, ada penampilan seni kuda kepang dan sambutan oleh ketua Badan Perfilman Indonesia Gunawan Pagaru, serta Gubernur Kalimantan Selatan yang turut hadir dalam penayangan perdana film debutan Disdikbud Kalsel tersebut. Mengakhiri acara ditutup dengan doa oleh ustadz Ahmad Zarkoni ( PBNU Jakarta ) dan foto bersama.
 Dr ( HC ) Sahbirin Noor S.Sos, Gubernur Kalimantan Selatan dalam sambutannya menyebutkan bahwa Datuk Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari adalah tokoh ahli fikih dan Falak, astronomi, yang telah meluruskan banyak Masjid di Indonesia hingga tepat mengarah kiblat ke Ka'bah. Dalam sambutannya yang senada disebutkan oleh Gunawan Pagaru, bahwa siswa-siswi SMKN 2 Banjarmasin turut serta dalam pembuatan film ini, yang langsung mengundang tepukan riuh para hadirin di bangku penonton bioskop.
Pemutaran film Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari "Matahari dari Bumi Banjar" di mulai. Saya duduk sebaris dengan sebelah kanan istri dan anak, dan sebelah kiri saya teman tuna netra. Erwin Darmawangsa Silalahi, mahasiswa fakultas hukum di Universitas Pamulang menjadi mitra saya dalam "nonton berbisik", salah satu program Inklusif Film Indonesia. Beruntung saya bisa mendampinginya menonton film ini, dia cukup banyak tahu tentang Syekh Sanggul, salah satu tokoh di film yang hidup sejaman dengan Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari ( 17 Maret 1710- 3 Oktober 1812 ).Â
Beruntung saya bisa menghadiri nonton bareng di Gedung Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail, istri dan saya bisa foto bareng dengan beberapa pesohor negri ini. Meskipun cukup merepotkan tapi Ama, putri kami membuat teman dan orang yang di dekatnya gemes pengen menggendongnya. Â Sementara demikian, terimakasih. Maju terus perfilman Indonesia dengan tontonan yang mendidik untuk anak bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H