Buku ini berisi 316 halaman dengan jenis kertas dalamnya seperti kitab kuning, tidak putih HVS. Entah asli atau tidak, sekelas saya tidak mempermasalahkan hal itu.
Dan saya rasa masih banyak penikmat buku yang masih belum mempermasalahkan tentang pencetak atau penerbit buku jenis mayor, middle, minor, indie, atau apalah sebutannya. Dan sekelas saya, yang terpikir apa yang bisa saya dapatkan dengan harga murah tapi tidak murahan dengan usaha yang bisa dicapai dengan dalih batas-batas kemampuan, begitu saja.
Bisa jadi ada buku dengan isi seperti Blink ini, dengan judul berbeda dan dengan pembahasan serta penulis berbeda lainnya. Tapi saat ini saya sangat menikmati tulisan yang bisa membangkitkan pemikiran dari tulisan yang terbaca, beneran!
Kita sering mendapati daftar isi untuk kemudian kita jadikan patokan dikemudian hari saat kita menemukan pertanyaan untuk kembali membuka buku, yang biasanya dalam daftar isi sudah tertera. Ini tidak, daftar isi Blink membawa kita pada maksud bukan pada tulisan.
Bila anda membacanya anda tidak bisa menandainya dengan stabilo pada pokok yang anda inginkan. Anda harus mengulang membacanya pada sub pokok yang anda maksud, dan itu bukan satu-dua paragraf. Anda harus mengulang membaca berlembar-lembar untuk membangkitkan kembali ingatan yang menjadi pokok pemikiran yang anda butuhkan. Cerdas banget nih, penulis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H