Mohon tunggu...
Rahmat Setiadi
Rahmat Setiadi Mohon Tunggu... Buruh - Karyawan swasta yang suka nulis dan nonton film

Saya suka baca-tulis dan nonton film.

Selanjutnya

Tutup

Money

Neraca Indonesia Neraka Ring of Fire

5 Desember 2022   09:26 Diperbarui: 5 Desember 2022   09:59 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Orang-orang ''modern'' mempunyai toleransi yang  tipis untuk kecelakaan atau bencana lainnya. Mereka akan menyelidiki, melakukan autopsi dan memperkarakan urusan-urusan buruk sampai menjadi jelas siapa, apa yang harus dipersalahkan dan memastikan bahwa itu tidak akan terjadi lagi. Setelah itu mengambil tindakan solutif. Tidak hanya prefentif, juga ekspansif.

Ring of fire, begitu letak geografis menyebut negara-negara yang berada dalam lingkaran samudra Pasifik. Dari catatan sejarah menunjukkan negara-negara Asia lebih sering mengalami pergerakan lempeng bumi ketimbang negara-negara lainnya, meski di belahan Amerika yang menjadi bagian dari ring of fire.

Sepintas kita telaah lebih dalam, betapa apesnya orang-orang yang mendiami wilayah tersebut, yang mana hidupnya dibayangi oleh resiko bencana. Di sisi lain keuntungan-keuntungan letak geografis menjadikan wilayahnya mengandung kekayaan alam yang tersedia sangat besar.

 

Peneliti sekaligus pakar geologi dari Brigham Young University Profesor Ron Harris mengatakan gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Aceh pada 2004 berpotensi terulang di selatan Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Ia mengatakan potensi tersebut didasarkan dari penelitian endapan tsunami yang dilakukan pada 2016 di beberapa wilayah selatan Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.

 

Hal-hal yang mempertegas adanya potensi rawan bencana ditunjukkan dengan citra satelit, yang kemudian deretan negara-negara yang mengalami bencana alam mengiyakan begitu saja bahwa bencana alam itu sudah sewajarnya terjadi. Tapi tidak bagi Jepang. Juga bagi Singapore, negara dua-Korea, Rusia, Kanada, USA, yang  kita sebut sebagai negara "maju" karena teknologi dan industrinya.

 

Indonesia, letak geografisnya menunjukkan sebagai wilayah agraris yang juga sebagai wilayah rentan efek ring of fire, seperti halnya Malaysia, Thailand, Kamboja, Laos, Filipina, dan belahan Amerika latin/ benua Amerika bagian selatan umumnya. Timbul pertanyaan terkait dengan paragraf pertama tulisan ini, apakah ini berarti penghuni negara tersebut belum modern?

 

Seperti bencana kemanusiaan, perusakan lingkungan, kriminal, tragedi-tragedi, dalam bidang hukum, pendidikan, sosial dan lainnya, solusi yang kerap diputuskan adalah dengan melahirkan peraturan, kebijakan perundang-undangan. Demikian upaya dan harapan dilakukan hingga bisa menekan resiko dari masalah yang dihadapi.

Kita tidak bisa menyalahkan alam, juga sulit menyalahkan orang pada bencana alam, yang bisa dilakukan hanya dengan mencari solusi yang bukan hanya semata-mata seputar bencana. Peringatan dini, prediksi dan mitigasi bencana sudah menjadi keharusan yang juga diberlakukan oleh pemerintah di negara-negara maju. Namun tidak cukup sampai di situ, ada jalur lain yang didorong kuat oleh pemerintahnya.

 

Tentu saja kita terkejut saat tahu bahwa kita import garam, import beras, daging,  bahkan impor sayuran, buah, yang notabenenya komoditas itu merupakan hasil alam dari  wilayah agraria seperti negara kita. Kita tidak bisa menyamakan prestasi di bidang teknologi industri sekelas negara yang lebih dulu memfokuskan arah kebijakannya. Yang paling memungkinkan adalah yang sesuai dengan letak geografis wilayah negara ini, minimal dapat memenuhi kebutuhan pokok warganya.

Sudah ada peraturan dan perundang-undangan tentang pertanian, peternakan, perikanan, nelayan/kelautan, UMKM,  namun usaha dan upaya untuk mendorong kuat peningkatan produksi masih belum menghasilkan produk yang diharapkan. Pengadaan pupuk, BBM, kestabilannya masih jadi kendala walaupun hukum sudah mengancam para mafianya. Bimbingan dan penyuluhan sudah ada, tapi petani/nelayan masih bingung menjual hasil usahanya. Pasar bebas kita terima tapi kita masih belum siap untuk bebas.

 

Daerah-daerah di Indonesia yang terdapat kawasan industri modern dan maju tampak sebagian besar berada di sisi Utara pulau Jawa dan Sumatera, sementara kejadian bencana efek ring of fire cendrung terjadi di bagian selatan yang bisa dikatakan sebagian wilayahnya merupakan area pertanian tradisional. Begitu juga yang terjadi di pulau lainnya yang masih bercirikan pertanian, seperti Sulawesi, Maluku, dan Nusa tenggara, juga Papua.

 

Ring of fire bukan dalil untuk menyatakan pasrah. Revolusi industri pertanian dan kelautan perlu didorong kuat agar kita bisa mengejar ketertinggalan dari negara-negara yang secara wilayah lebih  kecil tapi bisa memenuhi kebutuhan negara agraris sebesar Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang mestinya bukan saja harga mati, melainkan harga hidup, harga diri. Bukan hal yang mustahil kita yang menjadi lumbung hidup bagi manusia di bumi ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun