Seperti bencana kemanusiaan, perusakan lingkungan, kriminal, tragedi-tragedi, dalam bidang hukum, pendidikan, sosial dan lainnya, solusi yang kerap diputuskan adalah dengan melahirkan peraturan, kebijakan perundang-undangan. Demikian upaya dan harapan dilakukan hingga bisa menekan resiko dari masalah yang dihadapi.
Kita tidak bisa menyalahkan alam, juga sulit menyalahkan orang pada bencana alam, yang bisa dilakukan hanya dengan mencari solusi yang bukan hanya semata-mata seputar bencana. Peringatan dini, prediksi dan mitigasi bencana sudah menjadi keharusan yang juga diberlakukan oleh pemerintah di negara-negara maju. Namun tidak cukup sampai di situ, ada jalur lain yang didorong kuat oleh pemerintahnya.
Â
Tentu saja kita terkejut saat tahu bahwa kita import garam, import beras, daging,  bahkan impor sayuran, buah, yang notabenenya komoditas itu merupakan hasil alam dari  wilayah agraria seperti negara kita. Kita tidak bisa menyamakan prestasi di bidang teknologi industri sekelas negara yang lebih dulu memfokuskan arah kebijakannya. Yang paling memungkinkan adalah yang sesuai dengan letak geografis wilayah negara ini, minimal dapat memenuhi kebutuhan pokok warganya.
Sudah ada peraturan dan perundang-undangan tentang pertanian, peternakan, perikanan, nelayan/kelautan, UMKM, Â namun usaha dan upaya untuk mendorong kuat peningkatan produksi masih belum menghasilkan produk yang diharapkan. Pengadaan pupuk, BBM, kestabilannya masih jadi kendala walaupun hukum sudah mengancam para mafianya. Bimbingan dan penyuluhan sudah ada, tapi petani/nelayan masih bingung menjual hasil usahanya. Pasar bebas kita terima tapi kita masih belum siap untuk bebas.
Â
Daerah-daerah di Indonesia yang terdapat kawasan industri modern dan maju tampak sebagian besar berada di sisi Utara pulau Jawa dan Sumatera, sementara kejadian bencana efek ring of fire cendrung terjadi di bagian selatan yang bisa dikatakan sebagian wilayahnya merupakan area pertanian tradisional. Begitu juga yang terjadi di pulau lainnya yang masih bercirikan pertanian, seperti Sulawesi, Maluku, dan Nusa tenggara, juga Papua.
Â
Ring of fire bukan dalil untuk menyatakan pasrah. Revolusi industri pertanian dan kelautan perlu didorong kuat agar kita bisa mengejar ketertinggalan dari negara-negara yang secara wilayah lebih  kecil tapi bisa memenuhi kebutuhan negara agraris sebesar Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang mestinya bukan saja harga mati, melainkan harga hidup, harga diri. Bukan hal yang mustahil kita yang menjadi lumbung hidup bagi manusia di bumi ini.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H