Guru hanya menyisihkan waktu di saat tertentu saja untk menyampaikan apa yang ia ketahui, itupun diruang tertentu. Karena memang ia terbatas oleh aturan atau kesepakatan mengajar.
Â
Sedangkan seorang murid diharuskan menerima pelajaran dimana saja dan apa saja yang dapat diketahui tanpa terbatas waktu. Karna hal inilah yang membuat jarak antara guru dan murid.
Inilah yang menjadikan proses belajar mengajar hanya sebagai sebuah hubungan kasta. Padahal guru bisa saja seorang yang lebih rendah derajat ekonomi dan sosial di masyarakatÂ
Â
Guru yang mengajarkan ilmu tertentu tidak boleh merendahkan mencela nilai ilmu-ilmu lainnya. Ia mestinya memuji kelebihan dan manfaat. Ia selalu menemukan sesuatu yang positif bahkan ketika tampak pada perilaku atau sesuatu yang sepenuhnya salah.
Guru haruslah membatasi murid-muridnya dengan apa yang mampu mereka pahami dan tak boleh menerima apa pun yang tidak terjangkau oleh pemikiran mereka. Ini untuk mencegah timbul rasa tidak suka dan kacau pikiran atas bahan pelajaran.
Â
Bahkan orang bodoh dan terbelakang sekalipun akan merasa puas dengan kesempurnaan akalnya. Dan guru maupun murid yang benar-benar cerdas biasanya tidak terlalu bangga terhadap kecerdasannya.
Tugas guru adalah membawa murid-muridnya pada kenyataan sebenarnya meski di waktu dan tempat yang belum diketahui.
Bagaimana dengan tenaga pengajar?